ISI SURVEI SINGKAT DI BAYAR!! http://www.indosurvei.com/exostan

Kamis, 03 Juli 2014

KALA II KASEP

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Partus kasep merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal pembukaan sampai anak lahir.
Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten ( primi : 20 jam, multi : 14 jam ). Fase aktif ( primi : 1,2 cm per jam, multi 1.5 cm per jam ) atau kala pengeluaran ( primi : 2 jam, multi : 1 jam ), maka akan timbul kemungkinan partus kasep.
Partus kasep sering dianggap sama dengan partus lama. Partus kasep adalah suatu keadaan dari persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi pada ibu dan anak. Sedangkan pertus lama adalah partus lebih dari 24 jam (perpanjangan kurve friedmann). Partus lama ada 3 hal yaitu :
1.      Prolonged laten phase pada primi >20 jam pada multi >14jam
2.      Protraction disorder perpanjangan waktu dilatasi serviks, dan perpanjangan waktu penurunan bagian terbawah janin.
3.      Arrest disorder secondary arrest of dilatation (tidak adanya dilatasi servix yang progresif pada fase aktif arrest of descent (terjadi kegagalan penurunan untuk satu jam lebih biasanya partus lama akan menjadi partus kasep dimana ada komplikasi pada ibu (meteorismus, exhausted, dehidrasi, dll) dan anak (fetal distress, IUFD)
Jika partus lama tidak segera ditangani akan menjadi partus kasep yang akan menimbulkan komplikasi bagi ibu dan bayi baru lahir yg lebih berbahaya.

B.     Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan partus kasep?
2.      Askeb pada persalinan dengan partus kasep?







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    DEFINISI
Partus kasep adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun anak. Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya. Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak.  Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (pada primipara 20 jam, multipara 14 jam) dan fase aktif (pada primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm perjam pada multipara) atau kala pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara 1 jam), maka kemungkinan dapat terjadi partus kasep.

B.     ETIOLOGI
Penyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan.  Penyebab kemacetan dapat terjadi karena :
1.      Faktor Kekuatan Ibu
a.       Kelainan His
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh.  Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.



Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:
1)      Inersia uteri
His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain.  Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin.  Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer.  Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder.  Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.
2)      His yang terlalu kuat
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat.  Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus presipitatus.  Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada kekuatan his.  Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum.  Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.
3)      Kekuatan uterus yang tidak terkoordinasi
Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian-bagiannya.  Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin. Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan distosia servikalis.
b.      Kelainan Mengejan
Pada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh hejan perut, yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his.  Kelainan mengejan disebabkan oleh :
1)      Otot dinding perut lemah
2)      Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar
3)      Refleks mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi
4)      Kelelahan (otot dinding perut menjadi lemah)
2.      Faktor Janin
Dapat disebabkan oleh janin yang besar, adanya malposisi dan malpresentasi, kelainan letak bagian janin, distosia bahu, malformasi dan kehamilan ganda.
Letak : Defleksi
·         Presentasi Puncak Kepala
Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi dalam keadaan tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala deflexi. Presentasi puncak kepala disebut juga presentasi sinput terjadi bila derajat deflexinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Pada presentasi puncak kepala lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah sikumfrensia fronto oxipito dengan titik perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabella.
·         Presentasi Muka
Merupakan akibat kelainan Sikap ( Habitus ) berupa defleksi kepala maksimum. ada presentasi muka terjadi hiperekstensi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan presentasi (bagian terendah) janin dan sekaligus denominator adalah mentum. Dalam orientasinya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior. Pada janin aterm dengan presentasi muka mento-posterior, proses persalinan terganggu akibat bregma (dahi) tertahan oleh bagian belakang simfisis pubis. Dalam keadaan ini, gerakan fleksi kepala agar persalinan pervaginam dapat berlangsung terhalang, maka persalinan muka spontan per vaginam tidak mungkin terjadi. Persalinan pervaginam hanya mungkin berlangsung bila dagu berputar ke anterior. Bila dagu berada di anterior, persalinan kepala per vaginam masih dapat berlangsung pervaginam melalui gerakan fleksi kepala. Pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut sehingga dapat terjadi persalinan spontan per vaginam atau menggunakan ekstraksi cunam.

·         Presentasi Dahi
Bentuk dari Kelainan Sikap ( habitus ) berupa gangguan defleksi moderate. Presentasi yang sangat jarang. Diagnosa ditegakkan bila VT pada PAP meraba orbital ridge dan ubun-ubun besar. Kecuali pada kepala yang kecil atau panggul yang sangat luas, engagemen kepala yang diikuti dengan persalinam pervaginam tak mungkin terjadi.
Posisi Oksiput Posterior Persisten
Satu bentuk kelainan putar paksi dalam ( internal rotation ) pada proses persalinan. Pada 10% kehamilan, kepala masuk PAP dengan oksiput berada pada segmen posterior panggul. Sebagian besar keadaan ini terjadi pada arsitektur panggul yang normal, namun sebagian kecil terjadi pada bentuk android. Diagnosa ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba disatu sisi pinggang ibu dan dilokasi tersebut DJJ terdengar paling keras. Pada persalinan aktif, pemeriksaan VT dapat memberi informasi yang lebih banyak dengan terabanya occiput dan ubun-ubun besar .
Letak tulang ubun – ubun
Ø  Positio occiput pubica (anterior)
Oksiput berada dekat simfisis
Ø  Positio occiput sacralis (posterior)
Oksiput berada dekat sakrum.
·         Letak sungsang
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah ( Presentasi Bokong). Angka kejadian : ± 3 % dari seluruh angka kelahiran.
·          Letak Lintang
Sumbu panjang janin tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu. Kadang-kadang sudut yang ada tidak tegak lurus sehingga terjadi letak oblique yang sering bersifat sementara oleh karena akan berubah menjadi presentasi kepala atau presentasi bokong (“unstable lie”)Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas Pintu Atas Panggul dengan bokong dan kepala berada pada fossa iliaca. Deskripsi letak lintang : akromial kiri atau kanan dan dorso-anterior atau dorso-posterior
3.      Faktor Jalan Lahir
Jalan lahir dibagi  atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.  Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:
a.       Distosia karena kelainan panggul
Kelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang dan sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll).  Kelainan panggul dapat menyebabkan kesempitan panggul.  Kesempitan panggul dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu; kesempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul dan pintu bawah panggul. Pintu atas panggul dikatakan sempit bila konjugata vera < 10 cm, atau diameter transversa  < 12 cm.   Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul.  Selain itu persalinan yang lama juga disebabkan karena adanya moulage kepala yang hebat sehingga dapat melewati pintu atas panggul ,dan ini memerlukan waktu yang lama.
Bidang tengah panggul dikatakan sempit bila jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior ≤13,5 cm (N = 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm), diameter antar spina ≤ 9 cm. Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi  lintang tetap (transverse arrest).
Pintu bawah panggul dikatakan sempit bila jarak antara tuber ossis ischii ≤8 cm  dan diameter transversa + diameter sagitalis posterior < 15 cm (N =11 cm+7,5 cm = 18,5 cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.
b.      Distosia karena kelainan jalan lahir lunak
Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan tractus genitalis).  Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus.
Kelainan pada vulva yang dapat menyebabkan distosia antara lain; edema yang biasanya diakibatkan oleh persalinan yang lama dengan  penderita yang dibiarkan meneran terus menerus, stenosis pada vulva yang terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus sehingga menimbulkan parut, dan tumor.  Sedangkan kelainan vagina yang menyebabkan distosia antara lain; stenosis vulva, septum vagina dan tumor vagina.
Distosia servikalis  dan uteri dapat disebabkan oleh dysfunctional uterine action atau dapat juga disebabkan oleh jaringan parut pada serviks uteri dan dengan adanya tumor.
Mioma pada serviks atau segmen bawah uterus dapat menghalangi persalinan.  Mioma yang terletak di dalam jalan lahir atau berlanjut ke jalan lahir pada awal kehamilan, dapat terdorong ke atas ketika uterus membesar sehingga obstruksi terhadap persalinan pervaginam tidak terdapat lagi.
Mioma uteri selama masa kehamilan ukurannya akan semakin bertambah yang terjadi akibat stimulasi hormon estrogen.  Kemungkinan dilakukannya seksio sesaria akan bertambah besar, khususnya bila suatu mioma uteri terletak pda segmen bawah rahim.  Demikian pula, risiko malposisi serta persalinan prematur akan meningkat bila terdapat mioma lebih dari satu dan risiko retensio plasenta bertambah besar bila terdapat tumor pada segmen bawah rahim.
4.      Faktor penolong
Diakibatkan pertolongan yang salah dalam manajemen persalinan yaitu :
a.       Salah pimpin
b.      Manipulasi (Kristeler)
c.       Pemberian uterotonika yang kurang pada tempatnya
5.      Faktor psikologis
Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional yang luar biasa bagi seorang wanita.  Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan dari aspek fisik satu sama lain.  Bagi wanita kebanyakan proses persalinan membuat mereka takut dan cemas.  Ketakutan dan kecemasan inilah yang dapat menghambat suatu proses persalinan.  Dengan persiapan antenatal yang baik, diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan dapat menikmati proses kelahiran bayinya.

C.    PATOFISIOLOGI
Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm per jam, multi 1,5 cm per jam) atau kala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka kemungkinan akan timbul partus kasep.
Partus yang lama, apabila tidak segera diakhiri, akan menimbulkan:
1.      Kelelahan ibu
Karena mengejan terus, sedangkan intake kalori biasanya kurang.
2.      Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake cairan kurang.
3.      Infeksi rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang kurang steril.
4.      Perlukaan jalan lahir; terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul juga manipulasi dan dorongan dari penolong.
5.      Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim.

D.    GEJALA KLINIS
Tanda-tanda kelelahan dan dehidrasi
1.      Dehidrasi: nadi cepat dan lemah
2.      Meteorimus
3.      Febris
4.      His hilang atau melemah
Tanda-tanda infeksi intra uterin
1.         Keluar air ketuban berwarna keruh kehijauan dan berbau kadang bercampur mekonium
2.         Suhu rectal > 37,6° C


Tanda-tanda rahim robek (rupture uteri)
1.      Perdarahan melalui ostium uteri eksternum
2.      His hilang
3.      Bagian anak mudah diraba dari luar
4.      Periksa dalam: bagian terendah janin mudah didorong ke atas
5.      Robekan dapat meluas sampai serviks dan vagina

Tanda-tanda gawat janin.
1.             Air ketuban bercampur mekonium
2.             Denyut jantung janin takikardi/bradikardi/ireguler
3.             Gerak anak berkurnag atau hiperaktif ( gerakan yang convulsive)

E.     DIAGNOSA
Cara pemeriksaan dan diagnose :
Keadaan umum ibu:
1.      Dehidrasi
2.      Panas     
3.      Meteorismus
4.      Syok
5.      Anemia
6.      Oligouria
Palpasi:
1.      His lemah atau hilang
2.      Gerak janin tidak ada
3.      Janin mudah diraba
Auskultasi:
1.        Denyut Jantung Janin:
2.        Takikardi/bradikardi
3.        Ireguler
4.        Negative (bila anak sudah mati)


Pemeriksaan dalam
1.      Keluar air ketuban berwarna keruh dan berbau bercampur mekonium
2.      Bagian terendah anak sukar di gerakkan bila rahim belum robek, tetapi mudah di dorong bila rahim sudah robek, diseratai keluarnya darah.
3.      Suhu rectal ≥37,6˚ C

F.     DIAGNOSA BANDING
Diagnosa Banding
1.      Kehamilan/persalinan dengan infeksi ekstra genital
2.      Selisih rectal dan aksiler tidak lebih dari 0.5˚ C
3.      Ketuban biasanya masih utuh

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Memperbaiki keadaan umum ibu
1.      Puasa karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam narkose
2.      Pasang kateter menetap
3.      Pemberian oksigen
4.      Pemberian cairan, kalori dan elektrolit: yaitu glukosa 5% atau 10% atau garam fisiologis sebanyak 1 liter dalam waktu yang singkat kemudian dilanjutkan dengan tetesan yang biasa
5.      Untuk koreksi asidosis diberikan Bicarbonas Natricus 7% sebanyak 50 ml
2.      Pemberian sedativa
Maksudnya adalah untuk  memberikan ketenangan, mengurangi kelelahan, dan mengurangi rasa nyeri.  Preparat yang diberikan adalah pethidine 50 mg iv.
3.      Koreksi terhadap infeksi:
1.      Antibiotik ; Ampicillin 3 x 1 gram iv
2.      ATS 1500 iu
3.      Kortikosteroid 1-3 mg/kg BB untuk syok septik dan anti stress
4.      Menyelesaikan Persalinan
Setelah keadaan umum ibu diperbaiki barulah dipikirkan untuk menyelesaikan persalinan, apabila tidak ada indikasi yang memaksa untuk melakukan tindakan obstetri, maka sebaiknya tindakan tersebut ditunda. Sedapat mungkin penyelesaian persalinan dilakukan pervaginam oleh karena tindakan perabdominam akan menyebarkan infeksi di dalam robngga perut.  Akan tetapi apabila tindakan pervaginam tidak mungkin dilakukan maka sebaiknya dilakukan seksio sesaria ekstraperitoneal atau seksio sesaria histerektomi, dan apabila kedua hal tersebut tidak mungkin maka sebaiknya dilakukan seksio sesaria transperitonealis produnda3.

H.    KOMPLIKASI
Ibu
1.      Infeksi sampai sepsis
2.      asidosis sampai gangguan elektrolit
3.       Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ
4.      Robekan jalan lahir
5.      Fistula buli-buli, vagina, rahim, rektum
Anak
1.      gawat janin sampai meninggal
2.      Lahir dengan asfiksia berat sehingga dapat menimbulkan cacat otak menetap.
3.      Trauma persalinan
4.      Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan.













BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Partus kasep adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun anak. Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal pembukaan sampai lahirnya anak.
Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (primi: 20 jam, multi: 14 jam) fase aktif (primi: 1,2 cm per jam, multi 1 ½ cm per jam) atau kala pengeluaran (primi: 2 jam, multi: 1jam), maka kemungkinan akan timbul partus kasep.
Penyebab kemacetan dapat karena:
1.      Faktor panggul : Kesempitan panggul
2.      Faktor anak : Kelainan anak
3.      Faktor tenaga : Hipotonia
4.      Faktor penolong : Pimpinan yang salah
Partus yang lama apabila tidak segera diakhiri akan menimbulkan:
1.      Kelelahan pada ibu
2.      Dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit
3.      Infeksi
4.      Perlukaan jalan lahir.
5.      Gawat janin sampai kematian karena asfiksia dalam rahim
PENATALAKSANAAN
1.      Perbaiki keadaan umum ibu
Rehidrasi : dekstroset 5-10%, 500 cc dalam 1-2 jam pertama, selanjutnya tergantung produksi urine
2.      Pemberian antibiotic  :
Penisilin prokain 1 juta IU intramuscular
Streptomycin 1 gr intramuscular
3.      Observasi 1 jam, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak

4.      Mengakhiri persalinan dan Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep manual aid. Pada letak sungsang, embriotomi jika janin meninggal dan section cesaria

Tidak ada komentar: