BAB I
PENDAHULUAN
Tanda lahir atau naevus
adalah tanda berwarna yang ditemukan pada kulit bayi yang baru lahir. Tanda ini
bisa terjadi dalam berbagai warna seperti biru, biru-abu-abu, cokelat, hitam,
pink, putih, merah dan ungu. Defenisi medis menyebutkan bahwa tanda lahir
merupakan kelainan kulit pada anak baru lahir (neonatus) dimana satu atau lebih
komponen normal kulit dijumpai dalam jumlah berlebih per unit area ; dapat
berupa pembuluh darah, pembuluh limfa, sel pigmen, folikel rambut, kelenjar
keringat, epidermis, kolagen, elastin atau komponen kulit lainnya. Disamping
itu, istilah nevus yang sering disamakan dengan tahi lalat juga sering
digolongkan sebagai tanda lahir. Kata yang berasal dari kata Latin
‘naevus’ memang berarti tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering dijumpai dan
sangat umum, bahkan sebuah survei menyebutkan angka insidensnya mencapai 99%
pada neonatus. Mereka membagi tanda lahir ini atas pembagian yang berbeda-beda,
namun berdasarkan jenisnya ada banyak yang sering dijumpai, antara lain yang
disebut Mongolian spots yang sering dijumpai pada bayi Asia dan kulit hitam,
salmon patch, port-wine stain, strawberry marks, nevus sebaseus, bercak café au
lait dll.
Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada
bayi baru lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari
satu tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar
pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan
penanganan yang terbaik untuk hemangioma masih kontroversial. Pembagian klasik hemangioma adalah hemangioma pada kulit
bagian atas atau hemangioma kapiler, hemangioma pada kulit bagian dalam atau
hemangioma kavernosa, dan hemangioma campuran antara keduanya. Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang
sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap
bagian tubuh, meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua
ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul
akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi
pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi
dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit
pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit ( sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkab kuning pada bayi.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit ( sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkab kuning pada bayi.
Mual dan muntah banyak
dikaitkan dengan ganguan organik dan fungsional. Kondisi darurat di rongga
perut seperti apendikitis kut, kolesistitis, gangguan di saluran intestinal,
atau peritonitis juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Infeksi virus, bakteri,
dan parasit lain di saluran pencernaan secara tipikal menyebabkan mual dan
mmuntah dengan derajat berat. Satu dari begutu banyak penyebab muntah pada anak
adalah gastroenteritis yang disebabkan rotavirus. Tipe lain dari kondisi mual
dan muntah adalah yang disebut mual dan muntah yang bisa diantisipasi atau
anticipatory nausea and vomiting. Mual dan muntah jenis ini disebabkan karena
pemberian obat-obat kemoterapi atau akibat kecemasan yang timbul karena
tindakan tersebut. Kebanyakan pasien menunjukkan dua-duanya, baik karena
obatnya dan juga kecemasan akibat efek kemoterapi. Data dari Support Care
Cancer tahun 1998 menunjukkan mual atau Anticipatory nausea (AN) dialami oleh
sekitar 29% pasien yang menjalani kemoterapi. Sedangkan muntah (anticipatory
vomitting/AV) terjadi pada 11% pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BERCAK MONGOL
DEFINISI
Bercak Mongol adalah
bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral,
walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya
terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.
Bercak mongol adalah
bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang
memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak
mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi
bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di
daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
Bercak mongol adalah
kelainan yang dijumpai sejak lahir, berupa bercak kebiru-biruan atau coklat
keabu-abuan pada daerah lumbosacral bagian sentral. Jadi, Bercak mongol
adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral bayi yang
memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna) dan kadang bercak ini terlihat
dibagian tubuh yang lain.
Etiologi
Bercak mongol adalah
bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya
melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses
migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit
hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada
bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama
pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan
kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun pada bayi
Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di
lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang
tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak
dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. (iskandar, 1985) .
Jadi penyebab tersering terjadinya bercak mongol
adalah:
- Adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis
- Keturunan genetik
- Banyak terjadi pada ibu yang memiliki kulit gelap (memiliki pigmentasi kulit)
Bercak ini akan hilang
dengan sendirinya pada tahun pertama dan kedua kehidupannya. Bidan harus dapat
memberikan konseling kepada orang tua bahwa becak mongol tersebut wajar dan
akan hilang sendiri tanpa pengobatan, sehingga orang tua tidak perlu khawatir
akan keadaan bayinya.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38
minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio
lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan
daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu
diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila
penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika.
Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu
batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar.
Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga
ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga
bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi.
Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.
Bercak Mongol merupakan bercak kebiruan, kehitaman
atau kecoklatan yang lebar, terdapat di daerah bokong. Bercak ini timbul pada
umur kehamilan 38 minggu. Bercak ini dapat menghilang menghilang setelah
beberapa bulan atau sekitar satu tahun. Tempat timbul lainnya dapat pada daerah
mata dan pipi. Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian
punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya.
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
- Luka seperti pewarnaan.
- Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
- Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.
- Area tersering di daerah belakang (lumbal sacral) karena banyak nya sel melanosit yang tertangkap pada bagian belakang yang menyebabkan bercak pada bayi yang sering dikenal dengan bercak mongol.
- Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
- Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
Penatalaksanaan
Bercak biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang – kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Nervus Ota (daerah Zigomaticus ) dan Nervus ito (daerah scelera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu di berikan pengobatan. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir – akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan laser.
Bercak biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang – kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Nervus Ota (daerah Zigomaticus ) dan Nervus ito (daerah scelera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu di berikan pengobatan. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir – akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan laser.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan
dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan
menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan konseling pada orang tua bayi.
Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan
bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan
tidak akan berbahaya serta tidak memelukan penanganan khusus sehigga orang tua
bayi tidak merasa cemas.
B.
HEMAGIOMA
Hemangioma adalah salah satu jenis kelainan pembuluh darah. Orang lebih mengenalnya sebagai tanda lahir, sebenarnya
hemangioma adalah tumor pembuluh darah, tetapi tidak berbentuk benjolan.
Hemangioma ini bisa dijumpai pada bayi baru lahir. Hemangioma, sekitar 60 % berada di sekitar kepala dan
leher. Sekitar 25 % berada di tubuh, dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam
tubuh seperti hati, saluran pencernaan, dan otak.
Secara pasti, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan
hemangioma ini. Akan tetapi, penyakit ini lebih cenderung menyerang:
- Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
- Lebih sering terjadi pada anak kembar.
- Lebih sering dijumpai pada ras Kaukasia daripada ras Asia atau Afrika
Bentuk
hemagioma dan letaknya :
1.
Hemangioma kapiler
Terjadi pada
kulit bagian atas. Hemangioma kapiler di sebut strawberry hemangioma
(hemangioma simplex) terjadi pada waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir.
Sering terjadi pada bayi premature dan biasanya akan menghilang beberapa hari
atau beberapa hari kemudian.
Hemangioma kapiler dikenal dalam berbagai bentuk:
Hemangioma kapiler dikenal dalam berbagai bentuk:
a.
Salmon
patches
bentuknya berupa bercak warna merah muda yang
tiak menonjol pada permukaan kulit (biasanya terdapat di wajah di antara mata
atau di leher). Ketika menangis tanda lahir akan terlihat lebih dan merah.
Hemangioma ini tidak berbahaya dan akan menghilang dalam hitungan bulan meski
ada yang tahunan khusus bagian leher umumnya bertahan lebih lama.
Gejala : tampak bercak merah yang lama kelamaan
makin besar, lama kelamaan warnanya menjadi merah menyala dan keras bila di
raba.
b.
Hemangima kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu di
bagian dermis dan subkutis (lapisan pada kulit).
Gejala : berupa benjolan berwarna merah keunguan, bila ditekan mengempis dan menggembung kembali bila di lepas.
Gejala : berupa benjolan berwarna merah keunguan, bila ditekan mengempis dan menggembung kembali bila di lepas.
c.
Hemangioma campuran
Banyak di temukan pada eksteremitas inferior
(alat gerak tubuh bagian bawah) misalnya kaki, paha, dll, pada Unilateral (satu
sisi bagian tubuh) misalnya paha kiri/kanan, soliter (tunggal) terjadi sejak
lahir atau pada masa anak - anak.
Gejala : berupa tonjolan bersifat lunak dan berwarna merah kebiruan yang terletak di superficial (permukaan) dalam atau di organ dalam.
Gejala : berupa tonjolan bersifat lunak dan berwarna merah kebiruan yang terletak di superficial (permukaan) dalam atau di organ dalam.
Hemangioma
dan jenisnya :
1.
Hemangioma Intramuscular, berumur < 30
tahun, terjadi pada ekstermitas inferior (alat gerak bagian bawah) terutama
paha, terjadi perubahan warna pada permukaan kulit sekitar hemangioma, dapat
menyebankan pelepasan jaringan retina bila terdapat kebocoran cairan dan
terpembesaran ekstermitas, peningkatan suhu di area hemangioma, serta nyeri.
2.
Choroidal
Hemangioma, Tumbuh dalam pembuluh darah retina yaitu koroid terjadi pada orang
dewasa dapat di macula ( pusat penglihatn). Bentuknya bulat dengan warna merah.
Penatalaksanaan:
Cara
mengatasinya :
1.
Cara konservatif
Hemangioma akan mengalami pembesaran pada bulan
– bulan pertama kemudian mencapai pembesaran maksimum, setelah itu mengalami
regresi spontan sekitar umur 1 tahun dan berlangsung sampai umur 5 tahun. Untuk
hemangioma kapiler sering tidak di terapi karena hemangioma jenis ini bila di
biarkan akan menghilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal
2.
Cara aktif
Di lakukan pada hemangioma yang tumbuh pad
organ vital seperti pada mata, telinga, tenggorokan, hemangioma yang mengalami
perdarahan, hemangioma yang mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan menimbulkan kelainan jaringan
3.
Pembedahan
Dilakukan pada hemangioma dengan pertumbuhan yang terlalu cepat, hemangioma tidak mengecil setelah 6-7 tahun/hemangioma yang terletak pada wajah, leher, tangan yang tumbuh dengan cepat sehingga perlu eksisi local untuk mengendalikanya.
Dilakukan pada hemangioma dengan pertumbuhan yang terlalu cepat, hemangioma tidak mengecil setelah 6-7 tahun/hemangioma yang terletak pada wajah, leher, tangan yang tumbuh dengan cepat sehingga perlu eksisi local untuk mengendalikanya.
4.
Radiasi
Pengobatan ini sudah tidak dilakukan lagi karena penyinaran berakibat kurang baik untuk anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif, serta komplikasi yang di timbulkan bila radiasi di lakukan untuk jangka waktu yang lama.
Pengobatan ini sudah tidak dilakukan lagi karena penyinaran berakibat kurang baik untuk anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif, serta komplikasi yang di timbulkan bila radiasi di lakukan untuk jangka waktu yang lama.
5.
Obat seklerotik
Dilakukan pada lesi (kelainan) hemangioma. Cara
ini sering tidak di sukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (jaringan
parut).
Tanda-Tanda
- Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan.
- Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun.
- Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
- Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
- Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.
Pencegahan
Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut.
Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut.
C.
IKTERIK
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit ( sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkab kuning pada bayi.
Kejadian ikterus pada bayi baru lahir (BBL) sekitar 50% pada bayi cukup bulan dan 75% pada bayi kurang bulan (BBLR). Kejadian ini berbeda-beda untuk beberapa negara tertentu, beberapa klinik tertentu di waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam pengelolaan BBL ynag pada akhir-akhir ini mengalami banyak kemajuan.
BBLR menjadi ikterus disebabkan karena sistem enzim hatinya tidak matur dan bilirubin tak terkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien 4-5 hari berlalu. Ikterus dapat diperberat oleh polisitemia, memar, infeksi, dan hemolisis. BBLR ini merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan fi masa depan.
Jaundice atau ikterus
perubahan warna jaringan menjadi kuning akibat deposisi dari bilirubin.
Deposisi bilirubin hanya terjadi jika terjadi serum hiperbilirubinemia, ini
merupakan pertanda adanya penyakit hati ataupun penyakit hemolitik. Derajat
serum bilirubin paling baik dilihat pada sklera, sklera memiliki afinitas
terhadap bilirubin karena memiliki elastin yang banyak. Adanya sklera ikterik
mengindikasikan kadar bilirubin setidaknya 3.0 mg/dl (normal <1 mg/dl). Jika
menemui pasien dengan sklera ikterik, tempat kedua memeriksa adanya ikterik
adalah di bawah lidah. Seiring dengan meningkatnya bilirubin kulit akan menjadi
kuning pada pasien dengan warna kulit terang dan jika ini terjadi dalam waktu
lama; warna hijau akan terjadi karena oksidasi bilirubin menjadi biliverdin.
Diagnosis diferensial dari jaundice adalah carotenoderma. Jaundice dapat
terjadi pada penggunaan obat quinacrine, dan paparan phenols berlebihan.
Carotenoderma merupakan perubahan warna kulit menjadi kuning akibat caroten;
ini dapat terjadi pada orang sehat yang mengkonsumsi buah maupun sayuran
mengandung caroten seperti wortel, sayuran daun-daunan, labu, persik, dan
jeruk. Tidak seperti jaundice dimana warna kuning terdistribusi merata di
seluruh tubuh, pada caroteoderma pigmen terkonsentrasi pada telapak tangan,
telapak kaki, dahi, lipatan nasolabial. Carotenoderma dapat dibedakan dengan
jaundice dengan tidak adanya kuning pada sclera. Tidak seperti carotene,
quinacrine menyebabkan warna kuning pada sklera. Cara lain yang sensitif untuk
melihat peningkatan serum bilirubin adalah warna kehitaman pada urin, karena
meningkatnya ekskresi bilirubin terkonjugasi. Warna urin dapat menjadi seperti
teh atau cola. Bilirubinemia merupakan indikasi meningkatnya serum bilirubin
direk dan mencermikan penyakit hati.
ETIOLOGI
Peningkatan
kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena :
1. Hemolisis
yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih
pendek.
2. Fungsi
hepar yang belum sempurna, penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan
konjugasi.
3. Sirkulus
enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim glukuronidase di usus
dan belum ada nutrien.
4. Peningkatan
kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat disebabkan oleh :
o Hemolisis
akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi G6PD, sferositosis
herediter dan pengaruh obat.
o Infeksi,
septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin.
o Polisitemia
o Ekstravasasi
sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir
o Ibu
diabetes
o Asidosis
o Hipoksia/asfiksia
o Sumbatan
traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik
Faktor
risiko
Faktor
risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum :
1. Ras
atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
2. Komplikasi
kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
3. Penggunaan
infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
4. ASI
Ikterus
neonatorum dibagi menjadi :
a. Ikterus
patologik
Ikterus
di katakan patologik jikalau pigmennya, konsentrasinya dalam serum, waktu
timbulnya, dan waktu menghilangnya berbeda dari kriteria yang telah disebut
pada Ikterus fisiologik. Walaupun kadar bilirubin masih dalam batas-batas
fisiologik, tetapi klinis mulai terdapat tanda-tanda Kern Ikterus, maka keadaan
ini disebut Ikterus patologik.
Ikterus
patologik dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu :
·
Meningkatnya produksi bilirubin,
sehingga melampaui batas kemampuan hepar untuk dikeluarkan.
·
Faktor-faktor yang menghalangi
itu mengadakan obstruksi pengeluaran bilirubin.
·
Faktor yang mengurangi atau
menghalangi kemampuan hepar untuk mengadakan konjugasi bilirubin.
b. Ikterus hemolitik
Ikterus
Hemolitik pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut
Erythroblastosis foetalis atau Morbus Haemolitik Neonatorum ( Hemolytic disease
of the new born ). Penyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh
Inkompatibilitas golongan darah itu dan bayi.
PRODUKSI DAN METABOLISME BILIRUBIN
·
Berasal dari
hemoprotein-> heme pada Hb eritrosit, hemoprotein pada mioglobin dan
cytochrom yang tersebar di seluruh tubuh.
·
Bilirubin dibentuk di
sel retikuloendothelial terutama di limpa dan hati
·
Hb ->
(hemeoxygenase) protoporphyrin IX + Fe -> biliverdin + CO + Fe
·
Biliverdin ->
(biliverdin reductase) bilirubin tidak terkonjugasi (tidak larut air) ;
kemudian di bawa albumin ke hepatocyte (hepar).
·
Retikulum endoplasma
hepatocyte ; bilirubin +glukuronic acid -> (uridine diposphate-glucuronosyl
transferase atau UDPGT) bilirubin terkonjugasi
·
Ekskresi oleh kantong
empedu ke usus ; bilirubin terkonjugasi tidak diabsorpsi usus
·
Pada bagian ileum
distal dan kolon ; bilirubin tidak terkonjugasi -> (bakterial beta
glukuronidase) bilirubin tidak terkonjugasi
·
Bilirubin tidak
terkonjugasi->(bakteri usus normal) colorless urobilinogen
·
Urobilinogen sebagian
ada yang berubah jadi urobilin (derivat oranye) • 80-90% urobilinogen di
ekskresi melalui feses
·
10-20% uribilinogen di
absorpsi secara pasif kemudian masuk ke vena porta dan diambil oleh hati
kemudian diekskresikan lagi. Sisanya fraksi kecil (<3 mg/dl) tidak diambil
hati dan difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan melalui urin.
Tata laksana awal ikterus
neonatorum (WHO)
1.
Mulai terapi sinar bila ikterus
diklasifikasikan sebagai ikterus berat
2.
Tentukan apakah bayi memiliki
faktor risiko berikut: berat lahir <>15 mg/dL menggunakan cahaya biru
yang memiliki spektrum emisi yang sama dengan spektrum absorpsi bilirubin.
Faktor
lain adalah usia bayi, umur gestasi, berat badan dan etiologi ikterus. Terapi
sinar paling efektif untuk bayi prematur yang sangat kecil dan paling tidak
efektif untuk bayi matur yang sangat kecil (gangguan pertumbuhan yang sangat
berat) dengan peningkatan hematokrit. Selain itu, makin tinggi kadar bilirubin
pada saat memulai fototerapi, makin efektif.
Faktor yang mengurangi efikasi
terapi sinar adalah paparan kulit yang tidak adekuat, sumber cahaya terlalu
jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik dengan kuadrat jarak), lampu
fluoresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan
emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan
perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif.
D. MUAL MUNTAH
Mual dan muntah bisa
jadi menunjukan beberapa kondisi, maka amat penting untuk menentukan penyebab
sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat. Mual dan muntah sering sekali
dilontarkan pasien dengan latar belakang penyakit yang berbeda. Penyebab mual
dan muntah bisa jadi sangat sederhana, seperti berputar terlalu cepat saat naik
mesin di taman hiburan. Tetapi, mual muntah bisa juga merupakan gejala suatu
penyakit yang lebih serius, atau karena efek pemberian obat-obatan tertentu.
Jadi mual muntah bisa berdiri sendiri sebagai hal yang independen, namun
umumnya dibicarakan bersama-sama dengan kondisi lain.
Mual dan muntah banyak
dikaitkan dengan ganguan organik dan fungsional. Kondisi darurat di rongga
perut seperti apendikitis kut, kolesistitis, gangguan di saluran intestinal,
atau peritonitis juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Infeksi virus, bakteri,
dan parasit lain di saluran pencernaan secara tipikal menyebabkan mual dan
mmuntah dengan derajat berat. Satu dari begutu banyak penyebab muntah pada anak
adalah gastroenteritis yang disebabkan rotavirus.
Tipe lain dari kondisi
mual dan muntah adalah yang disebut mual dan muntah yang bisa diantisipasi atau
anticipatory nausea and vomiting. Mual dan muntah jenis ini disebabkan karena
pemberian obat-obat kemoterapi atau akibat kecemasan yang timbul karena
tindakan tersebut. Kebanyakan pasien menunjukkan dua-duanya, baik karena
obatnya dan juga kecemasan akibat efek kemoterapi. Data dari Support Care
Cancer tahun 1998 menunjukkan mual atau Anticipatory nausea (AN) dialami oleh
sekitar 29% pasien yang menjalani kemoterapi. Sedangkan muntah (anticipatory
vomitting/AV) terjadi pada 11% pasien.
Mual dan muntah juga
bisa dikeluhkan pasien sesudah menjalani operasi. Data dari World Federation of
Societies of Anaesthesiologists 2003 menyebutkan Postoperative nausea and
vomiting (PONV) merupakan kejadian yang tidak diinginkan (adverse events0 yang
paling sering terjadi setelah tindakan pembedahan. Kasusnya mencapai
60-70% jika menggunakan agen anastesi lama, dibandingkan 30% dengan penggunaan
obat anastesi yang relatif baru. Gejala yang sama juga banyak ditemukan
pada kehamilan. Bahkan kasusnya relatif tinggi. Rasa mual menimpa 75-85%
perempuan hamil, dan 50% diikuti muntah.
Karena cukup menganggu dan menurunkan aktivitas
harian penderita, maka tujuan terapi untuk mual dan muntah adalah mencegah atau
menghilangkannya. Tetapi pendekatan terapi sangat tergantung pada kondisi medis
masing-masing pasien. Untuk muntah ringan, bisa diatasi dengan obat-obat bebas
atau bisa dilakukan pendekatan non farmakologi. Tetapi karena gejala mual dan
muntah bisa jadi merepresentasikan beberapa kondisi, maka amat penting untuk
menentukan penyebab sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat.
Tujuan keseluruhan dari
terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual dan muntah,
seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi antiemetik diindikasikan
untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari muntah, anoreksia
berat, memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan. Obat-obat yang
tersedia bebas misalnya antasid, histamine 2 antagonis seperti simetidin, famotidin,
dan ranitidine. Obat-obat kelompok antihistimine-antikolinergik seperti
meclizine, cyclizine, dimenhidrinat, dan difenhidramin, serta cairan fosforilat
karbohidrat. Sedangkan obat anti mual muntah yang bisa didapatkan dengan resep
antara lain antihistamin-antikolinergik dan fenotiazine. Kedua jenis obat ini
umumnya efektif, meskipun dalam dosis dan frekuensi pemberian yang kecil. Untuk
kasus yang lebih rumit, disarankan mengkombinasikan obat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bercak Mongol
adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah
sacral, kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Penatalaksanaan yang
dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling
pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan
konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud
dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam
hitungan bulan atau tahun dan tidak akan berbahaya serta tidak memelukan
penanganan khusus sehigga orang tua bayi tidak merasa cemas.
Hemangioma
adalah suatu tumor jinak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun. Untuk
mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi,
jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti
keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera
berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma
lebih lanjut.
Ikterus adalah warna kuning yang
tampak pada kulit dan mukosa karena peningkatan bilirubin. Biasanya mulai
tampak pada kadar bilirubin serum > 5 mg/dL. Ikterus biasanya fisiologis,
namun pada sebagian kasus dapat menyebabkan masalah; yang paling ditakuti
adalah ensefalopati bilirubin. Mengingat belum adanya definisi yang universal,
maka diperlukan kesepakatan definisi, pendekatan diagnosis, serta tata laksana
yang tepat.
Tata laksana awal ikterus
neonatorum (WHO)
1.
Mulai terapi sinar bila ikterus
diklasifikasikan sebagai ikterus berat
2.
Tentukan apakah bayi memiliki
faktor risiko berikut: berat lahir <>15 mg/dL menggunakan cahaya biru
yang memiliki spektrum emisi yang sama dengan spektrum absorpsi bilirubin.
Faktor
lain adalah usia bayi, umur gestasi, berat badan dan etiologi ikterus. Terapi
sinar paling efektif untuk bayi prematur yang sangat kecil dan paling tidak
efektif untuk bayi matur yang sangat kecil (gangguan pertumbuhan yang sangat
berat) dengan peningkatan hematokrit. Selain itu, makin tinggi kadar bilirubin
pada saat memulai fototerapi, makin efektif.
Faktor yang mengurangi efikasi
terapi sinar adalah paparan kulit yang tidak adekuat, sumber cahaya terlalu
jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik dengan kuadrat jarak), lampu
fluoresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan
emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan
perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif.
mual muntah merupakan gejala suatu penyakit yang lebih
serius, atau karena efek pemberian obat-obatan tertentu. Jadi mual muntah bisa
berdiri sendiri sebagai hal yang independen, namun umumnya dibicarakan
bersama-sama dengan kondisi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar