ISI SURVEI SINGKAT DI BAYAR!! http://www.indosurvei.com/exostan

Jumat, 15 Juni 2012

Kelainan Pada Bayi Baru Lahir


BAB I
PENDAHULUAN

Tanda lahir atau naevus adalah tanda berwarna yang ditemukan pada kulit bayi yang baru lahir. Tanda ini bisa terjadi dalam berbagai warna seperti biru, biru-abu-abu, cokelat, hitam, pink, putih, merah dan ungu. Defenisi medis menyebutkan bahwa tanda lahir merupakan kelainan kulit pada anak baru lahir (neonatus) dimana satu atau lebih komponen normal kulit dijumpai dalam jumlah berlebih per unit area ; dapat berupa pembuluh darah, pembuluh limfa, sel pigmen, folikel rambut, kelenjar keringat, epidermis, kolagen, elastin atau komponen kulit lainnya. Disamping itu, istilah nevus yang sering disamakan dengan tahi lalat juga sering digolongkan sebagai tanda lahir. Kata yang berasal dari kata Latin ‘naevus’ memang berarti tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering dijumpai dan sangat umum, bahkan sebuah survei menyebutkan angka insidensnya mencapai 99% pada neonatus. Mereka membagi tanda lahir ini atas pembagian yang berbeda-beda, namun berdasarkan jenisnya ada banyak yang sering dijumpai, antara lain yang disebut Mongolian spots yang sering dijumpai pada bayi Asia dan kulit hitam, salmon patch, port-wine stain, strawberry marks, nevus sebaseus, bercak cafĂ© au lait dll.
Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang terbaik untuk hemangioma masih kontroversial. Pembagian klasik hemangioma adalah hemangioma pada kulit bagian atas atau hemangioma kapiler, hemangioma pada kulit bagian dalam atau hemangioma kavernosa, dan hemangioma campuran antara keduanya. Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.

Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit ( sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkab kuning pada bayi.
Mual dan muntah banyak dikaitkan dengan ganguan organik dan fungsional. Kondisi darurat di rongga perut seperti apendikitis kut, kolesistitis, gangguan di saluran intestinal, atau peritonitis juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Infeksi virus, bakteri, dan parasit lain di saluran pencernaan secara tipikal menyebabkan mual dan mmuntah dengan derajat berat. Satu dari begutu banyak penyebab muntah pada anak adalah gastroenteritis yang disebabkan rotavirus. Tipe lain dari kondisi mual dan muntah adalah yang disebut mual dan muntah yang bisa diantisipasi atau anticipatory nausea and vomiting. Mual dan muntah jenis ini disebabkan karena pemberian obat-obat kemoterapi atau akibat kecemasan yang timbul karena tindakan tersebut. Kebanyakan pasien menunjukkan dua-duanya, baik karena obatnya dan juga kecemasan akibat efek kemoterapi. Data dari Support Care Cancer tahun 1998 menun­jukkan mual atau Anticipatory nausea (AN) dialami oleh sekitar 29% pasien yang menjalani kemoterapi. Sedangkan muntah (anticipatory vomitting/AV) terjadi pada 11% pasien.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    BERCAK MONGOL
DEFINISI
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
Bercak mongol adalah kelainan yang dijumpai sejak lahir, berupa bercak kebiru-biruan atau coklat keabu-abuan pada daerah lumbosacral bagian sentral. Jadi, Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna) dan kadang bercak ini terlihat dibagian tubuh yang lain.
Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. (iskandar, 1985) .
Jadi penyebab tersering terjadinya bercak mongol adalah:
  1. Adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis
  2. Keturunan genetik
  3. Banyak terjadi pada ibu yang memiliki kulit gelap (memiliki pigmentasi kulit)
Bercak ini akan hilang dengan sendirinya pada tahun pertama dan kedua kehidupannya. Bidan harus dapat memberikan konseling kepada orang tua bahwa becak mongol tersebut wajar dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan, sehingga orang tua tidak perlu khawatir akan keadaan bayinya.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.
Bercak Mongol merupakan bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, terdapat di daerah bokong. Bercak ini timbul pada umur kehamilan 38 minggu. Bercak ini dapat menghilang menghilang setelah beberapa bulan atau sekitar satu tahun. Tempat timbul lainnya dapat pada daerah mata dan pipi. Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya.
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
  1. Luka seperti pewarnaan.
  2. Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
  3. Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.
  4. Area tersering di daerah belakang (lumbal sacral) karena banyak nya sel melanosit yang tertangkap pada bagian belakang yang menyebabkan bercak pada bayi yang sering dikenal dengan bercak mongol.
  5. Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
  6. Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
Penatalaksanaan
Bercak biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang – kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Nervus Ota (daerah Zigomaticus ) dan Nervus ito (daerah scelera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu di berikan pengobatan. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir – akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan laser.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak akan berbahaya serta tidak memelukan penanganan khusus sehigga orang tua bayi tidak merasa cemas. 



Hemangioma adalah salah satu jenis kelainan pembuluh darah. Orang lebih mengenalnya sebagai tanda lahir, sebenarnya hemangioma adalah tumor pembuluh darah, tetapi tidak berbentuk benjolan. Hemangioma ini bisa dijumpai pada bayi baru lahir. Hemangioma, sekitar 60 % berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25 % berada di tubuh, dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam tubuh seperti hati, saluran pencernaan, dan otak.
Secara pasti, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan hemangioma ini. Akan tetapi, penyakit ini lebih cenderung menyerang:
  1. Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
  2. Lebih sering terjadi pada anak kembar.
  3. Lebih sering dijumpai pada ras Kaukasia daripada ras Asia atau Afrika
Bentuk hemagioma dan letaknya :
1.      Hemangioma kapiler
Terjadi pada kulit bagian atas. Hemangioma kapiler di sebut strawberry hemangioma (hemangioma simplex) terjadi pada waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi premature dan biasanya akan menghilang beberapa hari atau beberapa hari kemudian.
Hemangioma kapiler dikenal dalam berbagai bentuk
a.        Salmon patches
bentuknya berupa bercak warna merah muda yang tiak menonjol pada permukaan kulit (biasanya terdapat di wajah di antara mata atau di leher). Ketika menangis tanda lahir akan terlihat lebih dan merah. Hemangioma ini tidak berbahaya dan akan menghilang dalam hitungan bulan meski ada yang tahunan khusus bagian leher umumnya bertahan lebih lama.
Gejala : tampak bercak merah yang lama kelamaan makin besar, lama kelamaan warnanya menjadi merah menyala dan keras bila di raba.

b.      Hemangima kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu di bagian dermis dan subkutis (lapisan pada kulit).
Gejala : berupa benjolan berwarna merah keunguan, bila ditekan mengempis dan menggembung kembali bila di lepas.
c.       Hemangioma campuran
Banyak di temukan pada eksteremitas inferior (alat gerak tubuh bagian bawah) misalnya kaki, paha, dll, pada Unilateral (satu sisi bagian tubuh) misalnya paha kiri/kanan, soliter (tunggal) terjadi sejak lahir atau pada masa anak - anak.
Gejala : berupa tonjolan bersifat lunak dan berwarna merah kebiruan yang terletak di superficial (permukaan) dalam atau di organ dalam.
Hemangioma dan jenisnya :
1.      Hemangioma Intramuscular, berumur < 30 tahun, terjadi pada ekstermitas inferior (alat gerak bagian bawah) terutama paha, terjadi perubahan warna pada permukaan kulit sekitar hemangioma, dapat menyebankan pelepasan jaringan retina bila terdapat kebocoran cairan dan terpembesaran ekstermitas, peningkatan suhu di area hemangioma, serta nyeri.
2.       Choroidal Hemangioma, Tumbuh dalam pembuluh darah retina yaitu koroid terjadi pada orang dewasa dapat di macula ( pusat penglihatn). Bentuknya bulat dengan warna merah.

Penatalaksanaan:
Cara mengatasinya :
1.      Cara konservatif
Hemangioma akan mengalami pembesaran pada bulan – bulan pertama kemudian mencapai pembesaran maksimum, setelah itu mengalami regresi spontan sekitar umur 1 tahun dan berlangsung sampai umur 5 tahun. Untuk hemangioma kapiler sering tidak di terapi karena hemangioma jenis ini bila di biarkan akan menghilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal

2.      Cara aktif
Di lakukan pada hemangioma yang tumbuh pad organ vital seperti pada mata, telinga, tenggorokan, hemangioma yang mengalami perdarahan, hemangioma yang mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan kelainan jaringan
3.      Pembedahan
Dilakukan pada hemangioma dengan pertumbuhan yang terlalu cepat, hemangioma tidak mengecil setelah 6-7 tahun/hemangioma yang terletak pada wajah, leher, tangan yang tumbuh dengan cepat sehingga perlu eksisi local untuk mengendalikanya.
4.      Radiasi
Pengobatan ini sudah tidak dilakukan lagi karena penyinaran berakibat kurang baik untuk anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif, serta komplikasi yang di timbulkan bila radiasi di lakukan untuk jangka waktu yang lama.
5.      Obat seklerotik
Dilakukan pada lesi (kelainan) hemangioma. Cara ini sering tidak di sukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (jaringan parut).
Tanda-Tanda
  1. Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan.
  2. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun.
  3. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
  4. Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
  5. Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.

Pencegahan

Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut.

C.    IKTERIK

Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit ( sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkab kuning pada bayi.

Kejadian ikterus pada bayi baru lahir (BBL) sekitar 50% pada bayi cukup bulan dan 75% pada bayi kurang bulan (BBLR). Kejadian ini berbeda-beda untuk beberapa negara tertentu, beberapa klinik tertentu di waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam pengelolaan BBL ynag pada akhir-akhir ini mengalami banyak kemajuan.
BBLR menjadi ikterus disebabkan karena sistem enzim hatinya tidak matur dan bilirubin tak terkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien 4-5 hari berlalu. Ikterus dapat diperberat oleh polisitemia, memar, infeksi, dan hemolisis. BBLR ini merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan fi masa depan.
Jaundice atau ikterus perubahan warna jaringan menjadi kuning akibat deposisi dari bilirubin. Deposisi bilirubin hanya terjadi jika terjadi serum hiperbilirubinemia, ini merupakan pertanda adanya penyakit hati ataupun penyakit hemolitik. Derajat serum bilirubin paling baik dilihat pada sklera, sklera memiliki afinitas terhadap bilirubin karena memiliki elastin yang banyak. Adanya sklera ikterik mengindikasikan kadar bilirubin setidaknya 3.0 mg/dl (normal <1 mg/dl). Jika menemui pasien dengan sklera ikterik, tempat kedua memeriksa adanya ikterik adalah di bawah lidah. Seiring dengan meningkatnya bilirubin kulit akan menjadi kuning pada pasien dengan warna kulit terang dan jika ini terjadi dalam waktu lama; warna hijau akan terjadi karena oksidasi bilirubin menjadi biliverdin. Diagnosis diferensial dari jaundice adalah carotenoderma. Jaundice dapat terjadi pada penggunaan obat quinacrine, dan paparan phenols berlebihan. Carotenoderma merupakan perubahan warna kulit menjadi kuning akibat caroten; ini dapat terjadi pada orang sehat yang mengkonsumsi buah maupun sayuran mengandung caroten seperti wortel, sayuran daun-daunan, labu, persik, dan jeruk. Tidak seperti jaundice dimana warna kuning terdistribusi merata di seluruh tubuh, pada caroteoderma pigmen terkonsentrasi pada telapak tangan, telapak kaki, dahi, lipatan nasolabial. Carotenoderma dapat dibedakan dengan jaundice dengan tidak adanya kuning pada sclera. Tidak seperti carotene, quinacrine menyebabkan warna kuning pada sklera. Cara lain yang sensitif untuk melihat peningkatan serum bilirubin adalah warna kehitaman pada urin, karena meningkatnya ekskresi bilirubin terkonjugasi. Warna urin dapat menjadi seperti teh atau cola. Bilirubinemia merupakan indikasi meningkatnya serum bilirubin direk dan mencermikan penyakit hati.
ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena :
1.      Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih pendek.
2.      Fungsi hepar yang belum sempurna, penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.
3.      Sirkulus enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.
4.      Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat disebabkan oleh :
o   Hemolisis akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi G6PD, sferositosis herediter dan pengaruh obat.
o   Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin.
o   Polisitemia
o   Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir
o   Ibu diabetes
o   Asidosis
o   Hipoksia/asfiksia
o   Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik
Faktor risiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum :
1.      Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
2.      Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
3.      Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
4.      ASI

Ikterus neonatorum dibagi menjadi :
a.      Ikterus patologik
Ikterus di katakan patologik jikalau pigmennya, konsentrasinya dalam serum, waktu timbulnya, dan waktu menghilangnya berbeda dari kriteria yang telah disebut pada Ikterus fisiologik. Walaupun kadar bilirubin masih dalam batas-batas fisiologik, tetapi klinis mulai terdapat tanda-tanda Kern Ikterus, maka keadaan ini disebut Ikterus patologik.

Ikterus patologik dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu :
·         Meningkatnya produksi bilirubin, sehingga melampaui batas kemampuan hepar untuk dikeluarkan.
·         Faktor-faktor yang menghalangi itu mengadakan obstruksi pengeluaran bilirubin.
·         Faktor yang mengurangi atau menghalangi kemampuan hepar untuk mengadakan konjugasi bilirubin.

b. Ikterus hemolitik
Ikterus Hemolitik pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut Erythroblastosis foetalis atau Morbus Haemolitik Neonatorum ( Hemolytic disease of the new born ). Penyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh Inkompatibilitas golongan darah itu dan bayi.
 
PRODUKSI DAN METABOLISME BILIRUBIN
·         Berasal dari hemoprotein-> heme pada Hb eritrosit, hemoprotein pada mioglobin dan cytochrom yang tersebar di seluruh tubuh.
·         Bilirubin dibentuk di sel retikuloendothelial terutama di limpa dan hati
·         Hb -> (hemeoxygenase) protoporphyrin IX + Fe -> biliverdin + CO + Fe
·         Biliverdin -> (biliverdin reductase) bilirubin tidak terkonjugasi (tidak larut air) ; kemudian di bawa albumin ke hepatocyte (hepar).
·         Retikulum endoplasma hepatocyte ; bilirubin +glukuronic acid -> (uridine diposphate-glucuronosyl transferase atau UDPGT) bilirubin terkonjugasi
·         Ekskresi oleh kantong empedu ke usus ; bilirubin terkonjugasi tidak diabsorpsi usus
·         Pada bagian ileum distal dan kolon ; bilirubin tidak terkonjugasi -> (bakterial beta glukuronidase) bilirubin tidak terkonjugasi
·         Bilirubin tidak terkonjugasi->(bakteri usus normal) colorless urobilinogen
·         Urobilinogen sebagian ada yang berubah jadi urobilin (derivat oranye) • 80-90% urobilinogen di ekskresi melalui feses
·         10-20% uribilinogen di absorpsi secara pasif kemudian masuk ke vena porta dan diambil oleh hati kemudian diekskresikan lagi. Sisanya fraksi kecil (<3 mg/dl) tidak diambil hati dan difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan melalui urin.
Tata laksana awal ikterus neonatorum (WHO)
1.      Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat
2.     Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir <>15 mg/dL menggunakan cahaya biru yang memiliki spektrum emisi yang sama dengan spektrum absorpsi bilirubin.

Faktor lain adalah usia bayi, umur gestasi, berat badan dan etiologi ikterus. Terapi sinar paling efektif untuk bayi prematur yang sangat kecil dan paling tidak efektif untuk bayi matur yang sangat kecil (gangguan pertumbuhan yang sangat berat) dengan peningkatan hematokrit. Selain itu, makin tinggi kadar bilirubin pada saat memulai fototerapi, makin efektif.
Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit yang tidak adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik dengan kuadrat jarak), lampu fluoresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif.

D.    MUAL MUNTAH
Mual dan muntah bisa jadi menunjukan beberapa kondisi, maka amat penting untuk menentukan penyebab sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat. Mual dan muntah sering sekali dilontarkan pasien dengan latar belakang penyakit yang berbeda. Penyebab mual dan muntah bisa jadi sangat sederhana, seperti berputar terlalu cepat saat naik mesin di taman hiburan. Tetapi, mual muntah bisa juga merupakan gejala suatu penyakit yang lebih serius, atau karena efek pemberian obat-obatan tertentu. Jadi mual muntah bisa berdiri sendiri sebagai hal yang independen, namun umumnya dibicarakan bersama-sama dengan kondisi lain.
Mual dan muntah banyak dikaitkan dengan ganguan organik dan fungsional. Kondisi darurat di rongga perut seperti apendikitis kut, kolesistitis, gangguan di saluran intestinal, atau peritonitis juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Infeksi virus, bakteri, dan parasit lain di saluran pencernaan secara tipikal menyebabkan mual dan mmuntah dengan derajat berat. Satu dari begutu banyak penyebab muntah pada anak adalah gastroenteritis yang disebabkan rotavirus.
Tipe lain dari kondisi mual dan muntah adalah yang disebut mual dan muntah yang bisa diantisipasi atau anticipatory nausea and vomiting. Mual dan muntah jenis ini disebabkan karena pemberian obat-obat kemoterapi atau akibat kecemasan yang timbul karena tindakan tersebut. Kebanyakan pasien menunjukkan dua-duanya, baik karena obatnya dan juga kecemasan akibat efek kemoterapi. Data dari Support Care Cancer tahun 1998 me­nun­jukkan mual atau Anticipatory nausea (AN) dialami oleh sekitar 29% pasien yang menjalani kemoterapi. Sedangkan muntah (anticipatory vomitting/AV) terjadi pada 11% pasien.
Mual dan muntah juga bisa dikeluhkan pasien sesudah menjalani operasi. Data dari World Federation of Societies of Anaesthesiologists 2003 menyebutkan Postoperative nausea and vomiting (PONV) merupakan kejadian yang tidak diinginkan (adverse events0 yang paling sering terjadi setelah tindakan pembedahan. Kasusnya  mencapai 60-70% jika menggunakan agen anastesi lama, dibandingkan 30% dengan penggunaan obat anastesi yang relatif baru. Gejala yang sama juga banyak ditemukan pada ke­hamilan. Bahkan ka­susnya relatif tinggi. Rasa mual menimpa 75-85% perempuan hamil, dan 50% diikuti muntah.
Karena cukup menganggu dan men­u­run­kan aktivitas harian penderita, maka tu­juan terapi untuk mual dan muntah adalah mencegah atau menghilangkannya. Tetapi pendekatan terapi sangat tergantung pada kondisi medis masing-masing pasien. Untuk muntah ringan, bisa diatasi dengan obat-obat bebas atau bisa dilakukan pendekatan non farmakologi. Tetapi karena gejala mual dan muntah bisa jadi merepresentasikan beberapa kondisi, maka amat penting untuk menentukan penyebab sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat.
Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi antiemetik diindikasikan untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari muntah, anoreksia berat, memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan. Obat-obat yang tersedia bebas misalnya antasid, histamine 2 antagonis seperti simetidin, fa­motidin, dan ranitidine. Obat-obat kelompok antihistimine-antikolinergik seperti meclizine, cyclizine, dimenhidrinat, dan difenhidramin, serta cairan fosforilat karbohidrat. Sedangkan obat anti mual muntah yang bisa didapatkan dengan resep antara lain antihistamin-antikolinergik dan fenotiazine. Kedua jenis obat ini umumnya efektif, meskipun dalam dosis dan frekuensi pemberian yang kecil. Untuk kasus yang lebih rumit, disarankan mengkombinasikan obat.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak akan berbahaya serta tidak memelukan penanganan khusus sehigga orang tua bayi tidak merasa cemas. 
Hemangioma adalah suatu tumor jinak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut.
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa karena peningkatan bilirubin. Biasanya mulai tampak pada kadar bilirubin serum > 5 mg/dL. Ikterus biasanya fisiologis, namun pada sebagian kasus dapat menyebabkan masalah; yang paling ditakuti adalah ensefalopati bilirubin. Mengingat belum adanya definisi yang universal, maka diperlukan kesepakatan definisi, pendekatan diagnosis, serta tata laksana yang tepat.

Tata laksana awal ikterus neonatorum (WHO)
1.      Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat
2.     Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir <>15 mg/dL menggunakan cahaya biru yang memiliki spektrum emisi yang sama dengan spektrum absorpsi bilirubin.

Faktor lain adalah usia bayi, umur gestasi, berat badan dan etiologi ikterus. Terapi sinar paling efektif untuk bayi prematur yang sangat kecil dan paling tidak efektif untuk bayi matur yang sangat kecil (gangguan pertumbuhan yang sangat berat) dengan peningkatan hematokrit. Selain itu, makin tinggi kadar bilirubin pada saat memulai fototerapi, makin efektif.
Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit yang tidak adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik dengan kuadrat jarak), lampu fluoresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif.
mual muntah  merupakan gejala suatu penyakit yang lebih serius, atau karena efek pemberian obat-obatan tertentu. Jadi mual muntah bisa berdiri sendiri sebagai hal yang independen, namun umumnya dibicarakan bersama-sama dengan kondisi lain.

Tidak ada komentar: