BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Angka
Kematian Bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir “neonatal” masih
berada pada angka 20 per 1000 kelahiran hidup atau setiap 5 menit satu bayi
baru lahir meninggal. Jumlah tersebut termasuk tertinggi di Asia Tenggara.
Sedangkan AKI yang masih dianggap ideal adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup.
(Depkes RI, 2001)
AKB
disebabkan karena asfiksia, infeksi dan BBLR. Penyebab diluar kesehatan yaitu
karena faktor keterlambatan yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat
mengambil keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan
(Depkes RI). Adapun penyebab mendasar yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB yaitu
masih kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal, tradisi dan budaya
daerah, ekonomi dan lingkungan yang buruk.
Dari hal tersebut diatas, perlunya
diadakan study kasus dengan 7 langkah varney dalam upaya membekali pengalaman
penerapan pendekatan manajemen kebidanan secara mandiri pada kasus normal,
asuhan konsultasi dan kolaborasi.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Sesuai dengan latar belakang di atas maka penyusunan
laporan ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada BBL menurut 7
langkah Varney.
Tujuan Khusus
a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data
obyektif dan subyektif)
b. Untuk menginterpretasi data
dasar dan identifikasi diagnosis masalah
c. Untuk mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial
d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh
f. Untuk melakukan pelaksanaan
asuhan menyeluruh atau implementasi.
g. Untuk melakukan evaluasi.
C. Manfaat
ü Bagi Puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan umumnya dan pelayanan intranatal care khususnya melalui penerapan manajemen kebidanan, serta
ikut berpartisipasi dalam program pemerintah yaitu Angka Kematian Ibu Nol
(AKINO).
ü
Bagi Institusi
mengetahui
kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang telah diperoleh di
bangku kuliah serta sebagai bahan analisa untuk pendidikan.
ü Bagi Pembimbing
Meningkatkan
kualitas bimbingan terhadap mahasiswa sehingga dapat memberikan bimbingan
secara profesional di lahan praktek, serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya
dalam bidang kebidanan pada mahasiswa.
ü Bagi Mahasiswa
Menambah
keterampilan dan pengetahuan mahasiswa serta memberi peluang bagi mahasiswa
untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Konsep Dasar Teori
Pengertian
1.
Bayi Baru Lahir Normal
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 40 minggu dan berat badan
lahir 2500-4000 gram.
2.
Asuhan Bayi Baru Lahir
(BBL) adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu
tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan
(bayi) maka penatalaksanaan suatu persalinan baru dikatakan berhasil apabila
selama ibu dan bayi yang dilahikannya juga dalam kondisi yang optimal.
3.
Neonatal adalah masa
bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia 0-28 hari).
Fisiologi
Saat bayi dilahirkan dan sirkulasi fetoplasenta berhenti berfungsi,
bayi mengalami perubahan fisiologis yang besar sekali dan sangat cepat. Segera setelah
pola pernafasan bergeser dari satu inspitasi episodic dangkal menjadi pola
inhalasi lebih dalam dan teratur.
Perubahan terjadi pada sistem sirkulasi Dengan berkembangnya
paru-paru, tekanan oksigen dalam alveoli meningkat. Sebaliknya, tekanan
karbondioksida menurun. Hal-hal tersebut menyebabkan turunnya resistensi
pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat.
Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus menutup. Dengan menutupnya arteri dan vena umbilikalis, dan kemudian
dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior
dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium
kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada
tekanan di atrium kanan. Ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin
berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Alat-alat
pencernaan, hati, ginjal, dan alat-alat lain mulai berfungsi.
Dalam 24 jam pertama neonatus akan
mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kehitam-hitaman. Ini dinamakan mekonium.
Frekwensi pengeluaran tinja pada neonatus dipengaruhi oleh pemberian makanan
atau minuman. Enzim
pada saluran pencernaan biasanya sudah ada pada neonatus kecuali enzim amilase. Enzim hepar pada neonatus belum aktif betul
misalnya enzim G6PD yang berfungsi dalam sintesis bilirubun sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
Neonatus memiliki luas permukaan
tubuh yang luas sehingga metabolisme perkilogram beratbadannya besar. Pada
jam-jam pertama, energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari
kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Apabila neonatus mengalami hipotermia, tubuhnya akan mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan cara pembakaran cadangan lemak coklat yang
memberikan energi lebih banyak dari pada lemak biasa. Hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, hal ini terlihat dari
adanya pembesaran kelenjar mammae, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari
vagina yang menyerupai darah haid.
Ginjal pada neonatus baru bisa
memproses air yang didapat setelah 5 hari kelahiran. Ginjal pada neonatus belum
sepenuhnya berfungsi karena jumlah nefronnya masih belum sebanyak orang dewasa
dan tidak seimbangnya antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal. Aliran darah
ginjal pada neonatus relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Tanda dan Gejala
Bayi baru lahir normal memiliki tanda atau keadaan sbb :
1)
Bunyi
jantung dalam menit pertama ±180x/mnt kemudian turun 140-120x/mnt dalam 30
menit kemudian.
2)
Pernafasan
cepat pada menit-menit pertama ± 80x/mnt disertai dengan pernafasan cuping
hidung, retraksi suprasternal dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung
10-15 menit.
3)
Bayi
menjadi tegang dan relatif tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari luar
dan dari dalam.
4)
Bayi
tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi partama kali bangun
dari tidurnyam ia menjadi mudah terangsang, dengan frekuensi bunyi jantung
meningkat, perubahan warna kulit, keluarnya lendir dari mulut. .(Winkjosastro, 2007)
5)
Tinja berbentuk mekonium
6)
Daya isap dan refleks teratur,
refleks terdiri dari :
a)
Refleks babinski : menggores
permukaan plantar kaki dengan benda runcing, (+) bila ibu jari akan terangkat,
jari lainnya meregang.
b)
Refleks rooting : menyentuhkan
sesuatu ke sudut mulut. (+) bila bayi menengok ke arah rangsangan dan berusaha
memasukannya ke dalam mulut.
c)
Refleks sucking : (+) bila bayi
menghisap kuat.
d)
Grasp refleks : meletakkan
sesuatu di telapak tangan bayi, (+) bila bayi menggenggam benda yang diletakkan
pada telapak tangan.
e)
Refleks moro : mengejutkan
bayi, (+) bila kaget disertai lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi
dan tangan disertai gerakan lengan adduksi dan fleksi.
f)
Refleks tonic neck :
menengokkan kepala bayi ke kiri/ ke kanan, (+) bila kepala ditengokkan ke
kanan, (+) bila kepala ditengokkan ke kanan, anggota gerak bagian kanan akan
melakukan ekstensi dan anggota gerak lainnya melakukan fleksi.
g)
Refleks
plantar grasp : meletakkan sesuatu pada telapak kaki bayi, (+) bilaterjadi
fleksi pada jari – jari kaki.
h)
Refleks
palmar grasp : meletakkan sesuatu pada telapak tangan bayi, (+) bila terjadi
felksi pada jari – jari tangan.
(Siti Fadillah, 2009)
Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan system nilai APGAR/APGAR
SCORE yaitu :
Tabel 2.8. Tabel Apgar Score
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
1
2
3
4
5
|
Appearance (warna kulit)
Pulse rate (Frekuensi nadi)
Grimace (Reaksi rangsangan)
Activity (tonus Otot)
Respiration (Pernafasan)
|
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
|
Badan merah, ekstremitas biru
Kurang dari 100
Sedikit gerakan mimik (grimace)
Ekstremitas dalam sedikit fleksi
Lemah/ tidak teratur
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
Lebih dari 100
Batuk/bersin
Gerakan aktif
Baik/menangis
|
Pemeriksaan Fisik Bayi
1.
Kepala
a).
Lingkar kepala oksipito –
frontal harus selalu diukur dan dicatat pada semua neonatus.
b).
Deteksi apakah ada caput
suksedanum (cairan efusion terletak di atas periosteum dan terdiri dari cairan
edema, melewati batas sutura, tidak tamapk jelas), atau sefalohematoma (cairan
yang berupa darah terletak di bawah periosteum dan tidak melewati sutura,
tampak jelas dan lembek jika diraba).
c).
Sutura tulang tengkorak harus
diperiksa untuk melihat apakah sutura melebar atau tumpang tindih. Fontanella
yang terbuka penuh menunjukkan adanya kenaikan tekanan intrakranial (TIK) yang
bisa disebabkan oleh perdarahan intrakranial, edema otak, atau hidrosefalus.
d).
Periksa adanya massa massa di
garis tengah yang keluar dari tulang kepala mungkin suatu omfalokel dan perlu
pemeriksaan yang lengkap.
e).
Ubun – ubun yang cekung
menandakan bayi dehidrasi dan terlalu cembung disertai badan demam menandakan
bayi terkena infeksi.
2.
Mata
Adanya perdarahan subkonjungtiva, mata
yang menonjol, katarak, kesimetrisan kedua mata, keluarnya sekret mata,
pergerakan kelopak mata yang seimbang.
3.
Telinga
a).
Posisi, rotasi dan letak
telinga harus dicatat. Letak telinga yang lebih rendah harus cepat diperiksa
dengan teliti kemungkinan adanya tanda dismorfik lainnya.
b).
Pada bayi sangat prematur,
pinnanya pendek, datar, dan mudah terlipat ke belakang.
c).
Pada bayi matur, heliks luar
dari pinna akan membentuk kurvatura yang jelas.
d).
Telinga harus diamati dengan teliti
untuk memastikan tidak ada kelainan pada kanalis auditoris eksterna.
4.
Mulut
Pemeriksaan yang harus diperiksa meliputi
lengkung palatum dan bibir ( labioskisis atau labiognatopalatoskisis), bentuk
dan gerakan lidah, adanya massa abnormal di daerah mulut dan faring membutuhkan
perhatian segera terhadap kemungkinan terjadi obstruksi jalan nafas.
5.
Leher
Apakah ada gumpalan atau pembengkakan pada
leher, deteksi adanya kemungkinan hematoma sternokleidomastoideus, duktus
tiroglosus, higroma koli.
6.
Dada
a).
Bentuk, pembesaran buah dada,
adanya massa pada dinding dada.
b).
Pernafasan : nafas yang bunyi
(grunting) terjadi karena udara yang dikeluarkan bayi mengenai glotis yang
tertutup sebagian dan merupakan petunjuk terjadinya proses – proses yang
menyebabkan kolaps atau atelektasis. Stridor terjadi karena berbagai sebab
obstruksi jalan nafas, akan tetapi pada bayi yang pernapasannya sangat lemah
mungkin tidak terdengar atau sulit didiagnosis.
c).
Gerakan dinding dada yang
asimetris pada pernafasan tterjadi pada beberapa lesi diafragma atau ruangan
intra pleura unilateral. Retraksi supra sernal bisa terjadi pada distres
respirasi berat.
d).
Mendengarkan suara jantung bayi
dengan menggunakan stetoskop, irama dan keteraturannya untuk mendeteksi
kelainan bunyi jantung, normal : 120 – 160 kali/menit.
e).
Pernafasan normalnya : 40-60
kali/menit.
7.
Abdomen
a).
Inspeksi apakah ada pembesaran
pada perut ( membuncit yang terjadi kemungkinan karena pembesaran hati, limfe,
tumor, asites). Pembesaran hati tampak dari pemebesaran 1-2 cm di bawah batas kosta
kanan. Sedang limpa biasanya tidak teraba.
b).
Hernia diafragmatika dapat
menyebabkan abdomen membentuk skapoid akibat protrusi isi abdomen ke dalam
rongga toraks. Usus yang tampak di permukaan usus memberikan adanya obstruksi
usus, khususnya bila terjadi emesis bilius (muntah empedu) atau aspirat
lambung.
c).
Periksa tali pusat, jangan
sampai terjadi pedarahan dari tali pusat, bernanah, ataupun berbau. Permukaan
tali pusat juga perlu diperhatikan, warna kemerahan disertai suhu meningkat
merupakan tanda infeksi tali pusat.
8.
Alat kelamin
a).
Wanita : bila cukup bulan.
labia mayora lebih menonjol dibandingkan labia minora dan umumnya menutupi
labia minora. Tonjolan mukosa vagina umumnya tejadi karena pengaruh hormonal
ibu terhadap janin. Pada bayi prematur, labia minoranya lebih menonjol dan
klitoris relatif mengalami protusi ke dalam lipatan labia. Pada bayi wanita
normalnya gonad berada dalam kanalis inguinalis atau lipatan labia yang tidak
teraba.
b).
Laki – laki : harus diperiksa
apakah ada hipospadia atau epispodia. Penis yang terlalu kecil menunjukkan
hipopituitarisme. Testis bayi laki – laki cukup umur biasanya berada dalam
kantong skrotum. Penurunan skrotum yang tidak komplet dan testis pada kanalis
inguinalis dapat diketahui melalui palpasi.
c).
Pastikan pula, bahwa tidak ada
kelainan, misalnya bayi wanita tidak mengalami maskulinisasi , atau bayi yang
memiliki alat kelamin dua, jenis kelamin tidak dapat ditentukan sampai
dilakukan pemeriksaan yang lebih komplit lagi.
9.
Punggung
Punggung harus diinspeksi dan kolumna vertebralis
harus dipalpasi. Harus dicatat keabnormalannya seperti : meningomielokel,
skoliosis dan defek kulit pada linea mediana. Deteksi pula adanya spina bifida,
pilonidal sinus atau dimple.
10.
Ekstremitas
Inspeksi yang cermat biasanya cukup untuk
memastikan apakah bentuk ekstremitas baik. Beberapa abnormalitas struktur yang
jelas atau pemendekkan anggota gerak dapat dievaluasi lebih lanjut dengan
palpasi dan pemeriksaan radiografi. Harus dicatat juga kontraktur sendi,
asimetris, atau distorsi. Abnormalitas jari – jari (pemendekkan, lancip,
sindaktili, polidaktili), lipatan palmar, hipoplasi kuku merupakan petunjuk
penting adanya sindrom dismorfik.
11.
Anus
Diperhatikan apakah ada lubang pada anus
atau tidak, ini bisa kita tunggu sampai bayi mengeluarkan mekonium dalam 24 jam
(asuhan sayang bayi). Pastikan tidak terjadi atresia ani dan obstruksi usus.
12.
Kulit
a).
Pada bayi prematur (usia
kehamilan 23 –28 minggu) dengan sedikit lemak subkutan, kulit bayi akan
transulen dan terlihat vena –vena superfisial. Karena stratum korneum sangat
tipis, kulit bayi prematur mudah terluka oleh Karena tindakan atau manipulasi
yang tampaknya tidak berbahaya sehingga menyebabkan kerusakan stratum korneum
dan permukaan kasar.
b).
Saat usia kehamilan 35 –36
minggu bayi dilapisi verniks. Lapisan verniks tipis muncul pada kehamilan matur
dan biasanya menghilang pada postmatur.
c).
Bayi postmatur memiliki kulit
seperti kertas dengan kerut – kerut tajam pada badan dan ekstremitas. Pada bayi
postmatur juga terdapat kuku jari atau pengelupasan kulit pada distal
ekstremitas.
d).
Kulit bayi juga ditumbuhi oleh
lanugo, yang banyak terdapat pada punggung.
e).
Perlu diinspeksi seluruh kulit
untuk mencari adanya tanda lahir, ataupun bercak-bercak pada kulit seperti
milia (papula keputihan 1 –2 mm, umumnya ditemukan pada wajah bayi) dan bercak
mongol ( suatu daerah
hiperpigementasi yang tidak menonjol (datar), lebih banyak terjadi di seluruh
pantat atau badan; umumnya terjadi pada bayi kulit hitam atau oriental.
Penatalaksanaan
1)
Segera
setelah bayi lahir, nilai pernafasannya. Letakkan bayi
diatas perut ibu
2)
Keringkan
bayi dengan kain bersih dan kering. Periksa ulang pernafasan bayi
3)
Klem
tali pusat dengan 2 klem dan potong diantara kedua klem dan pertahankan
kebersihannya
4)
Pastikan
bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
5)
Gantilah
handuk/kain yang basah dan bungkus bayi
dengan selimut hangat
6)
Pastikan
bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit
7)
Anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya
8)
Berikan
obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit karena
klamidia
9)
Hindari
memandikan bayi 6 jam setelah melahirkan
10)
Lakukan perawatan tali pusat :
a)
Pertahankan sisa tali pusat
dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih yang
longgar
b)
Cuci tali pusat dengan sabun
dan air bersih lalu keringkan sampai betul-betul kering
11) Ajarkan tanda-tanda bahaya dan segera
rujuk apabial ditemukan tanda bahaya
a)
Pernafasan sulit atau >
60x/mnt
b)
Hipotermi atau hipertermia
c)
Hisapan lemah dan atau muntah
d)
Tali
pusat merah, bengkak, bernanah dan atau berbau busuk
e)
Tidak
buang air kecil dalam 24 jam, tinja lembek, sering serta terdapat lendir dan
darah dalam tinja
f)
Aktifitas lemah, lunglai, atau
kejang
12) Ajarkan pada orang tua cara merawat
bayinya sehari-hari
a)
Berikan
ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam mulai hari kelima
b)
Pertahankan bayi selalu dengan
ibu
c)
Jaga bayi selalu dalam keadaan
bersih
d)
Jaga
tali pusat agar selalu bersih dan kering
e)
Jaga keamanan bayi terhadap
trauma dan penyakit
f)
Awasi
masalah dan kesulitan pada bayi
(Saefuddin AB, 2002)
g.
Asuhan Bayi Baru Lahir
Tabel kunjungan neonatal
Kunjungan
|
Waktu
|
Asuhan
|
I
|
Umur
1-3 hari
|
1.
Pastikan kamar hangat
( tidak kurang dari 25 0C dan tidak lembab.
2.
Jelaskan kepada ibu
bahwa menjaga kehangatan bayi penting untuk membuat bayi tetep sehat.
3.
Ajarkan ibu cara
merawat tali pusat bayi tetep kering dan bersih.
4.
Kenakan pakaian atau
selimut dengan kain yang bersih,kering dan lembut.kenakan topi pada kepala
selama beberapa hari pertama bila bayi kecil.
5.
Pastikan bayi
berpakaian atau diselimuti dengan selimut.
6.
Menjaga bayi mudah
dijangkau oleh ibu jangan memisahkan mereka (rooming-in).
7.
Nilai kehangatan bayi
setiap 4 jam dengan meraba kaki bayi : jika kaki bayi teraba dingin,
hangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit ke kulit.
8.
Mengawasi bayi jika :
a.
Kaki bayi teraba
dingin
b.
Kesulitan bernafas,
merintih, nafas cepat atau lambat, retraksi dinding dada.
c.
Terjadi perdarahan
tali pusat
9.
Dukung ibu untuk
memberikan ASI Ekslusif
10.
Jangan memandikan
bayi sebelum 6 jam.
11.
Berikan obat atau
imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
12.
Periksa setiap bayi
sebelum di pulangkan.
|
II
|
Umur 4-7 hari
|
1.
Dukung ASI Ekslusif
pagi, siang dan malam hari.
2.
Minta ibu memberitahu
bila mengalami kesulitan memberikan ASI.
3.
Jelaskan ibu tentang
tanda-tanda bahaya pada bayi :
a.
Pernafasan sulit atau
> 60x/mnt
b.
Hipotermi atau
hipertermia
c.
Hisapan lemah dan
atau muntah
d.
Tali pusat merah, bengkak, bernanah dan atau berbau busuk
e.
Tidak buang air kecil dalam 24 jam, tinja lembek, kering serta terdapat
lendir dan darah dalam tinja
f.
Aktivitas lemah,
lunglai, atau kejang
g.
Bayi tidur terus
menerus tanpa bangun untuk menyusu
4.
Ajarkan ibu untuk
merawat bayi :
a.
Berikan ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam.
b.
Pertahankan bayi selalu
dengan ibu
c.
Jaga bayi selalu
dalam keadaan bersih
d.
Jaga tali pusat agar selalu bersih dan kering
e.
Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit
f.
Awasi masalah dan kesulitan pada bayi
g.
Menjaga kehangatan bayi.
|
III
|
Umur 8-28 hari
|
1.
Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang dialami
2.
Memberikan konseling
tentang imunisasi pada bayi dan tanda-tanda bahaya pada bayi.
|
Prognosa dan Komplikasi
1.
Prognosis
Keadaan bayi sangat tergantung
pada pertumbuhan janin dalam uterus, kualitas pengawasan antenatal,
penyakit-penyakit yang diderita ibu saat hamil serta penanganan persalinan dan
perawatan sesudah lahir.
2.
Komplikasi
Komplikasi/
tanda- tanda bahaya yang terjadi pada neonatus yaitu :
a.
Pernapasan - sulit/ lebih dari
60 kali permenit
b.
Kehangatan - terlalu panas
(>38 °C atau terlalu dingin <36 °C)
c.
Warna -kuning (terutama pada 24
jam pertama), biru/pucat, memar
d.
Pemberian makan - hisapan
lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e.
Tali pusat – merah, bengkak,
keluar cairan (nanah), bau busuk, berdarah
f.
Infeksi – suhu meningkat,
merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernapasan sulit
g.
Tinja/ kemih – tidak berkemih
dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir, atau darah pada
tinja.
B.
Konsep Manajemen Kebidanan
Manajemen asuhan
kebidanan atau yang sering disebut dengan manajemen kebidanan adalah suatu
metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan
kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan
terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk
kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi
tiap-tiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Proses manajemen
kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola pikir bidan dalam
melaksanakan asuhan kepada klien yang diharapkan dengan pendekatan pemecahan
masalah yang sistematis dan nasional, maka seluruh aktivitas/ tindakan yang
diberikan oleh bidan kepada klien akan efektif serta terhindar dari tindakan
yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk
kejelasan langkah-langkah diatas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan
tentang penjelasan secara detail dan setiap step yang dirumuskan oleh Varney.
Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interperatsi yang
benar atau yang tidak pada tahap selanjutnya, dalam pendekatan ini harus
komperhensif meliputi data subjektif, ojektif dan hasil pemeriksaan sehingga
dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1.
Anamnesis.
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi:
a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi)
b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan
catatan terbaru serta catatan sebelumnya) .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan data
kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Dalam manjemen kolaborasi, bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya
konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap selanjutnya. Oleh
karena itu, pendekatan ini harus komprehensif, mencakup data subjektif, data
objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien.
Interpretasi Data Dasar (Langkah II)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah
atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah
dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis
maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat
diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian, Masalah juga sering menyertai diagnosis. Diagnosis
kebidanan merupakan diagnosis yang ditgakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standard nomenklatur diagnosis kebidanan.
Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial dan Antisipasi
Penanganannya (Langkah III)
Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan melakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosa / masalah potensial ini menjadi kenyataan.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman.
Pada langkah ini bidan
dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan
masalah potensial tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potensial tidak terjadi.Lamgkah ini bersifat antisipasi yang rasional/
logis
Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk
mengantisipasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum tiba-tiba yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus
yang berlebihan.
Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnese dan mengkaji riwayat
kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboraturium terhadap
simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika terjadi infeksi
saluran kencing.
Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga Kesehatan Lain (Langkah
IV)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter untuk
melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ke empat mencerminkan
kesinambungan dari proses menejemen kebidanan. Jadi menejemen kebidanan bukan
hanya selama asuhan primer perodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus misal pada masa persalinan.
Pada langkah ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
menejemen asuhan klien.
Dalam melakukan tindakan harus
segera sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi masalah
atau diagnosa potensial pada langkah sebelumnya bidan juga harus mampu
merumuskan tindakan segera yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan
bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri,
secara kolaborasi atau bersifat rujukan.
Menyusun Rencana Asuhan (Langkah V)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan berdasarkan
langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan menejemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang telah disepakati dikembangkan dalam
asuhan menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid (up to date),
dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan
dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah tersebut
benar- benar terlaksana).
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut. Penatalaksanaannya
yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh pada waktu serta biaya.
Evaluasi (Langkah VII)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan
dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor
mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah
benar- benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi dalam diagnosis dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam pelaksanaanya.
Demikianlah langkah-langkah alur berpikir dalam penatalaksanaan klien
kebidanan. Alur ini merupakan sutu proses yang berkesinambungan dan tidak
terpisah satu sama lain, namun berfungsi memudahkan proses pembelajaran.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”F”
DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL USIA 1 HARI
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
Hari/tanggal : Senin 13
Februari 2012
Pukul :
07.30 WITA
Tempat :
Ruang nifas
A.
DATA SUBYEKTIF (S)
1. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny. ”F”
Umur : 1 Hari
Tanggal/ jam
lahir : 12 Februari 2012,
pukul 16.40 WITA
Jenis
kelamin : Laki-laki
Anak
ke : 2
2.
Identitas Orang Tua
Nama Ibu :
Ny.”F” Nama
Ayah : Tn. “S”
Umur : 27
thn Umur : 24 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Majeluk Alamat : Majeluk
3.
Keluhan
Utama
Bayi baru lahir
normal langsung menangis pada tanggal 12 Februari 2012 Pukul 16.40
WITA, tidak ada keluhan.
4.
Riwayat Keluhan Utama
Bayi Lahir
tanggal 12 Februari 2012 pukul 16.40 WITA di Puskesmas Karang Taliwang dan ditolong oleh bidan dengan berat badan
3200 gram, PB :
50
cm, LIKA : 33 cm, LIDA 32 cm LILA : 11 cm tidak ada kelainan.
5.
Riwayat Kehamilan dan persalinan
a.
Kehamilan
Usia kehamilan 9 bulan (aterm), gerakan janin selama
hamil aktif, TT lengkap 2x,
penyakit/masalah kesehatan selama hamil tidak ada, ibu biasa periksa di Puskesmas ± 9x selama hamil.
Kebiasan hidup sehat selama hamil : ibu tidak pernah
mengkonsumsi jamu / obat lain selain yang diberikan oleh bidan,
b.
Persalinan
Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke
pinggang mulai tanggal 12 Februari 2012
pukul 08.00 WITA. Tanggal 12 Februari 2012 pukul 08.00 WITA
ibu mengatakan keluar cairan lendir campur
darah dan ibu datang ke Puskesmas Karang Taliwang. Pada pukul 16.40 WITA tanggal 12 Februari 2012 bayi lahir
spontan letak belakang kepala hidup, laki-laki,
bayi langsung menangis dengan keras setelah dikeringkan dan dihisap lendir
dengan balon karet. Apgar Score: 7-9.
Tabel Apgar Score
No
|
Aspek yang dinilai
|
5 menit I
|
Nilai
|
5 menit II
|
Nilai
|
1.
|
Denyut jantung
|
> 100x/menit
|
2
|
> 100x/menit
|
2
|
2.
|
Warna kulit
|
badan merah, ekstremitas biru
|
1
|
badan merah, ekstremitas biru
|
1
|
3.
|
Pernapasan
|
teratur
|
2
|
menangis kuat
|
2
|
4.
|
Tonus otot
|
fleksi sedikit
|
1
|
gerakan aktif
|
2
|
5.
|
Reflek
|
Gerakan sedikit
|
1
|
gerakan kuat
|
2
|
|
Jumlah
|
|
7
|
|
9
|
6.
Riwayat Post Natal
Keadaan umum bayi baik,
bayi diselimuti dengan kain kering. Pada pemeriksaan bayi jenis kelamin Laki-laki, BB: 3200 gram, PB: 50 cm, Lila: 11 cm, Lika
: 33 cm, Lida : 32 cm, terdapat lubang
anus dan tidak ada kelainan bawaan, BAB (+), BAK (+).
7. Riwayat
Biopsikososial
Kontak
dini : pada saat melakukan inisiasi menyusui dini
Pemberian
ASI : setelah mengeringkan, mengikat tali pusat, bayi
diletakkan di atas dada ibu sambil dirangsang untuk mencari puting susu untuk
inisiasi menyusui dini sekitar 30 menit kemudian bayi bisa menemukan puting
susu ibunya.
Pola Eliminasi :
-
BAK
Frekuensi : 1 x sehari
Masalah : Tidak
ada
-
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Masalah :
Tidak ada
Pola istirahat :
bayi tidur tidak ada batasnya, ketika bayi ingin menyusu ibu segera memberikan
ASI. Ibu tidak membatasi pemberian ASI dan tidak menjadwalkan pemberian ASI.
B.
DATA
OBYEKTIF (O)
1.
Keadaan umum bayi : Baik
2. Tanda-tanda
vital
Suhu :
36,5oC
Denyut jantung :
150 x/menit
Pernapasan :
45 x/menit
3. Antropometri
BB
: 3200
gram
PB
: 50
cm
Lila
: 11 cm
Lika
: 33
cm
Lida : 32 cm
4. Pemeriksaan
Fisik
·
Kepala
|
|
tidak ada molase, tidak ada caput succedaneum atau
cephal hematom, fontanela anteriornya lunak dan berdenyut, batasnya tegas,
datar dan tidak menonjol / cekung
|
·
Telinga
|
:
|
letak daun telinga sejajar dengan mata, letaknya
simetris, daun telinga lunak/lentur, tidak ada luka atau kelainan
|
·
Mata
|
:
|
bentuknya simetris, bersih, tidak terdapat sekresi
seperti pus, dan tidak terdapat tanda-tanda bahaya
|
·
Hidung dan mulut
|
:
|
sudah tidak ada lendir di mulut dan hidung, tidak ada nafas cuping hidung, tidak sumbing, dan ada reflek
menghisap.
|
·
Leher
|
:
|
tidak ada benjolan atau pembengkakan, ada reflek
menelan
|
·
Dada
|
:
|
bentuk simetris, putting susu normal, tidak ada
retraksi waktu bernapas
|
·
Bahu, lengan dan tangan
|
:
|
bentuk simetris, pergerakannya fleksi, jumlah jari
masing-masing tangan lengkap (5 jari)
|
·
Perut
|
:
|
permukaannya lebih datar dari pada permukaan dada,
tali pusat bersih warna kulit kemerahan, tidak ada perdarahan tali pusat.
|
·
Punggung dan anus
|
:
|
tidak ada benjolan dan cekungan pada punggung,
lubang anus (+)
|
·
Genetalia
|
:
|
penis normal, pada scrotum banyak terdapat rugae,
jumlah testis 2 buah sudah turun dalam scrotum, lubang uretra ada pada tempat
yang normal
|
·
Tungkai
|
:
|
simetris, pergerakan fleksi, jumlah jari kaki
lengkap
|
·
Kulit
|
:
|
verniks ada di sekitar lipatan tubuh bayi, warna
kulit tidak pucat/warna merah, lanugo banyak di telinga dan punggung, tidak
ada tanda lahir
|
·
Sistem saraf
|
:
|
Reflek moro (+), reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek babinski (+), reflek tonic neck (+), reflek plantar grasp
(+), reflek palmar grasp (+)
|
C. Pemeriksaan
Penunjang
Tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
A.
Diagnosa
Neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Dasar
:
Subyektif :
·
Ibu mengatakan usia
kehamilannya ± 9 bulan
·
Lahir spontan di PUSKESMAS Karang taliwang
ditolong oleh bidan
Obyektif :
·
Keadaan umum bayi baik,
BB: 3200 gr, PB: 50 cm, Lila : 11 cm,
Lika : 33 cm, Lida: 32 cm denyut jantung: 150x/mnt, S: 36,5oC,
R: 45x/menit.
B.
Masalah
Tidak ada
C.
Kebutuhan
·
Mempertahankan suhu
tubuh agar tetap hangat
·
Inisiasi menyusui dini
dan pemberian ASI Eksklusif
·
Kebutuhan rasa aman dan
nyaman
·
Perawatan tali pusat
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA
ATAU MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
MENETAPKAN KEBUTUHAN
TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri : Tidak Ada
Kolaborasi : Tidak Ada
Rujukan : Tidak Ada
V.
RENCANA ASUHAN
1.
Jelaskan pada ibu dan
keluarga tentang keadaan bayinya
2.
Jelaskan pada ibu
bagaimana cara menjaga kehangatan bayinya
3.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap memberikan ASI eksklusif
4.
Jelaskan pada ibu cara
merawat bayi dan tali pusat
5.
Berikan pada bayi
injeksi Vit. K
6.
Jelaskan pada ibu
tentang tanda-tanda bahaya pada bayi
VI.
PELAKSANAAN ASUHAN
Tanggal : 12 februari 2012
Waktu : 19.00 WITA
1.
Memberitahu ibu bahwa keadaan bayinya baik
dengan BB : 3200
gr, PB: 50 cm, Lila : 11 cm,
Lika : 33 cm, Lida: 32 cm, dan tidak terdapat
kelainan-kelainan, keadaan umum bayi baik.
2.
Menjelaskan pada ibu
untuk tetap mempertahankan kehangatan bayinya dengan cara:
·
Membungkus bayi dengan
kain yang kering dan hangat, kepala bayi ditutup karena permukaan kulit kepala
paling besar dibandingkan bagian tubuh lainnya, sehingga ditakutkan akan
terjadi kehilangan kehangatan yang dapat menyebabkan bayinya kedinginan
·
Tidak membiarkan bayi
berada di tempat terbuka yang terlalu dingin atau terlalu panas, agar kondisi
tubuh bayi tetap terjaga
·
Tidak memandikan bayi
sebelum berumur 12 jam
·
Rawat bayi di ruang
hangat dan waktu bayi dipindahkan ke tempat lain juga bayi tetap hangat
3.
Menganjurkan pada ibu
agar tetap memberikan bayi ASI tanpa diberikan makanan tambahan lain seperti
susu Formula, bubur dan lainnya, sampai usia 6 bulan. Ibu harus menyusui
bayinya setiap kali bayi merasa lapar atau setiap 2 jam selama 10 – 15 menit
atau sampai payudara kosong dengan cara bergantian.
4.
Menjelaskan pada ibu
bagaimana cara merawat bayinya agar tetap bersih dan merawat tali pusat agar
tidak terjadi infeksi yaitu:
·
Perawatan bayi misalnya
menyeka secara teratur, setiap pagi dan sore dengan menggunakan air hangat,
membersihkan rambut, setelah mandi segera mengeringkan bayi dengan handuk, ibu
bisa memberikan minyak telon atau bedak dengan sapuan tipis. Ibu juga harus
mengganti popok bayi setiap kali basah dan mengganti pakaian bayi
·
Perawatan tali pusat:
agar tidak terjadi infeksi, maka tali pusat bayi harus tetap dijaga
kekeringannya dan kebersihannya yaitu dengan merawatnya 2x/hari. Sebelum
membersihkan dan merawat tali pusat, ibu harus mencuci tangan dulu dengan
sabun, kemudian tali pusat dibersihkan dengan air sabun, tidak perlu menggunakan
obat merah, bedak, abu serta kunyahan sirih dan lain-lainnya karena akan
menyebabkan tali pusat infeksi. Setiap kali kencing ibu harus segera mengganti
popok agar tidak terkena tali pusat.
5.
Memberikan bayi injeksi
vit. K 0,5 ml secara IM pada paha kiri
6.
Menjelaskan pada ibu
tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu:
·
Pernapasan sulit,
sesak, ada retraksi/tarikan dinding dada bayi terlihat merintih
·
Bayi menggigil
kedinginan atau sebaliknya badan bayi terasa panas
·
Hisapan bayi saat
menyusi lemah dan bayi muntah
·
Tali pusat terlihat
merah, bengkak, bernanah dan berbau busuk
·
Bayi tidak kencing
dalam 1 hari dan tinja lembek atau bercampur darah
·
Bayi kelihatan lemah,
gerakan sedikit dan bayi mengalami kejang.
Apabila ibu mendapatkan
salah satu dari tanda di atas maka segera dibawa ke Petugas Kesehatan terdekat.
VII.
EVALUASI
Tanggal : 12 Februari 2012
Waktu : 19.00 WITA
1.
Keadaan umum bayi baik
2.
Ibu mulai mengerti
bagaimana cara merawat anaknya dengan metode kanguru
3.
Ibu mengerti dan tidak
keberatan bayinya disuntik vit. K 0,5 ml secara IM.
4.
Ibu sudah menyusui
bayinya dengan benar.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus Bayi Ny. “F” (tanggal 12 februari 2012). Bayi lahir spontan,
langsung menangis dengan BB : 3200 gr, PB
: 50 cm, LIKA : 33 cm, LIDA : 32 cm, LILA : 11 AS
:7- 9. Dilakukan pemerikasaan Head to too tidak ditemukan adanya kelainan. 25 menit kemudian bayi diberi Vit K pada paha kiri dan dilakukan
pemberian salep mata. Dalam teori normal BB : 2500- 4000 gram, PB : 48-53, LIKA
32- 35 cm, LIDA : 30- 33 cm, LILA : 10- 12 cm. 1 jam kemudian bayi diberi Vit K
pada paha kiri dan 1 jam kemudian diberi HB 1 pada paha kanan. Akan tetapi pada
kenyataan tidak dilakukan pemberian HB 1 jam setelah pemberian vit K akan tetapi 24 jam setelah
lahir. pemberian Vit K tidak sesuai
teori yaitu 1 jam setelah bayi lahir begitu juga dengan pemberian Hepatitis B
seharusnya 1 jam setelah pemberian vit.K. Secara keseluruhan tidak ditemukan kesenjangan yang
fatal antara kenyataan dengan konsep teori. Oleh karena itu bayi Ny. “F” adalah
normal karena tidak ditemukan penyulit
atau kelainan pada.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Penyusun telah melakukan
pengkajian pada bayi baru lahir untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat
2.
Berdasarkan data dari hasil
pengkajian, telah dapat diinterprestasikan dan ditetapkan diagnosa, masalah
serta kebutuhannya
3.
Pada kasus ini tidak diberikan
intervensi tindakan segera, karena merupakan kasus yang fisiologis
4.
Dari hasil identifikasi yang
telah dilakukan tidak ditemukan diagnosa dan masalh potensial yang membutuhkan
antisipasi penanganannnya.
5.
Penyusun dapat membuat rencana
asuhan yang menyeluruh sesuai dengan diagnosa, masalah, dan kebutuhan.
6.
Asuhan kebidanan
dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan
yang telah dibuat.
7.
Evaluasi asuhan kebidanan yang
dilakukan telah sesuai dengan konsep. Dari hasil evaluasi tersebut seluruh
diagnosa, masalah, kebutuhan, yang ada hampir seluruhnya dapat diatasi dengan
baik.
SARAN
a.
Bagi institusi
pendidikan diharapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan
semaksimal mungkin sehingga praktik dapat berjalan dengan baik.
b.
Bagi lahan praktik
diharapkan untuk tetap memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir sehingga dapat
meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak serta mengurangi angka mortalitas dar
morbiditas khususnya di provinsi NTB.
c.
Bagi Mahasiswa dapat melakukan
pengkajian bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar