MENU MAKANAN UNTUK PENDERITA
OBESITAS
1.
Definisi
Obesitas
adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Obesitas selalu berdampak buruk pada setiap orang yang
mengalaminya. Begitu pun pada ibu hamil yang mengalami obesitas baik sebelum
maupun saat kehamilan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan American college
of obstetrics and gynecology, obesitas selama kehamilan dapat membahayakan
untuk ibu dan bayi. Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi
termasuk diabetes selama kehamilan dan preeklampsia atau toxemia (gangguan yang
muncul saat kehamilan dan biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu).
Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi lahir prematur,
sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat badan bayi lebih besar
daripada seharusnya, kesulitan bernafas dan kerusakan pada otak.
2.
Penyebab
Kebanyakan
ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Mitos yang mengatakan
bahwa ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan
porsi berlebih. Akhirnya terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi
yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan
ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 %. Saat ini kasus diabetes pada masa
kehamilan (gestatitional diabetic) semakin meningkat, Penyebab utamanya adalah
obesitas. Akibat peningkatan resiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan
screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24
-28.
3.
Gejala
obesitas
Penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara
untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering
merasa gemuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai maslah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteortritis (terutama di daerah pinggul,
lutut, dan pergelangan kaki). Kadang juga sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga
ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbuna sejumlah cairan) di daerah
tungkai dan pergelangan kaki.
4.
Resiko
obesitas
Obesitas
bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang
mengerikan. Obesitas secara langsung baerbahaya bagi kesehatan seseorang.
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seprti :
a. Diabetes
tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
b. Tekanan
darah tinggi (hipertensi)
c. Stroke
d. Serangan
jantung (infark miokardium)
e. Gagal
jantung
f. Kanker
(jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
g. Batu
kandung empedu dan batu kandung kemih
h. Tidur
apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, sehingga
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
i.
Syndroma pickwickian (obesitas disertai
wajah kemerahan, under ventilasi dan ngantuk)
5.
Dampak
obesitas pada ibu hamil
a. Meningkatnya
angka kematian bayi
b. Bayi
yang dilahirkan terganggu pertumbuhannya
c. Kesuburan
menurun
d. Tekanan
darah tinggi
e. Diabetes
(gestatitional diabetik)
f. Membutuhkan
operasi secar
g. Ibu
mengalami preeklampsia
6.
Menu
makanan untuk penderita obesitas pada ibu hamil
Yang
perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seprti nasi, dagimg berlemak,
jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis,
cake, cokelat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan
jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih
banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu diperhatikan bila
penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan
berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerja ginjal.
Selain
mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang
teratur menjadi kunci sukses pengelolaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya,
penderita diabetes harus memperhatikan takaran karbihidrat. Sebab lebih dari
separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini.
Penatalaksanaan
diet obesitas :
a. Diet
rendah karbohidrat
b. Melakukan
olahraga / aktivitas
c. Diet
rendah lemak
d. Pengaturan
BB tetap ideal
Menu
makanan untuk obesitas :
Makan
pagi
|
Roti
tawar
Buah
apel
1
sendok teh selai kacang
1
gelas jus strawberry
|
Selingan
|
Pisang
|
Makan
siang
|
Nasi
putih ukuran sedang
Pepes
ikan
Sayur
bayam bening
pepaya
|
Selingan
sore
|
Buah-buahan
1
gelas jus melon
|
Makan
malam
|
1
buah kentang atau ubi rebus
Pepes
tempe/tahu + jamur
Sayur
buncis + wortel
1
gelas jus tomat
|
Selingan
|
1 pisang ambon
|
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari
hasil menu yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa obesitas dapat dicegah
dan dapat ditangani dengan mengatur pola makan dan waktu makan yang tepat untuk
penderita obesitas.
2.
Saran
a. Perbanyak
makan serat dan kurangi makan yang berlemak dan berkarbohidrat tinggi
b. Biasakan
olahraga rutin dan menjaga pola makan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar