ISI SURVEI SINGKAT DI BAYAR!! http://www.indosurvei.com/exostan

Jumat, 15 Juni 2012

Peubahan Adaftasi dan Psikologis pada masa kehamilan


BAB I
PENDAHULUAN

Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang  melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki anak – anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru. Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaan.






BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas dibawah ini.

1.      Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologi yang paling penting pada trimester pertama kehamilan. Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 % pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik, menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Hingga kini masih diragukan bahwa seorang wanita lajang yang bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia akan cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya ini karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa yang semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negative tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa sangata bersalah jika nantinya ia kandung meninggal saat  dilahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah penyebab tragedi tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan baik.
Focus wanita adalah pada dirinya sendiri. Dari focus pada diri sendiri ini, timbul ambivalensi mengenai kehamilannya seiring usahanya menghadapi pengalaman kehamilan yang buruk, yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama jika ia memiliki karir), tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menjdai seorang ibu, masalah-masalah keuangan dan rumah tangga. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester pertama dan difasilitasi oleh perasaan sendiri yang merasa cukup aman untuk mulai mengungkapkan perasaan-perasaan yang menimbulkan konflik yang di alami. Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas. Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian

Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya. Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita yang hamil pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, namun kebanyakan wanita mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini dapat menimbulkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara lebih terbuka dan jujur terhadap pasangan. Banyak wanita yang merasa sangat butuh untuk  dicintai dan merasa kuat untuk mencintai meski tanpa melakukan seks, juga kecenderungannya selalu ingin diperhatikan oleh orang disekitarnya terutama oleh pasangan. Libido sagat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran semua ini adalah bagian kenormalan dari proses kehamilan ada  masa ini.
Reaksi pertama kali seorang pria (suami) ketika mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan, namun di lain sisi juga akan timbul kekhawatiran akan kesiapannya akan status barunya nanti. Biasanya laki-laki akan mulai berpikir dan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang hamil dan menghindari hubungan seksual karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap pasangannya yang sedang hamil relative lebih besar. Selain respon yang diperhatikannya, seorang suami juga harus dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.


Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
1. Stress di dalam individu
2. Stress yang disebakan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.

2. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II
Pada masa ini adalah masa dimana ibu merasa  sehat. Tubuh ibu sudah terbiasaa dengan kadar hormone yang lebih tinggi. perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban yang berat. Dimasa ini ibu sudah mulai menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu sudah dapat merasakan pergerakan janinnya, dan merasakan kehadiran bayinya sebagai sosok yang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terbebas dari kecemaasan dan rasa tidak nyaman seperti yang pernah dirasakannya pada trimester awal kehamilan, dan di masa ini pula cenderung ibu mengalami peningkatan libido.
Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya. Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.

B. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan. Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.

Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.

Respons terhadap kehamilan
Setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap diagnosis kehamilan, namun sebagian orang tua ini merupakan hal yang mengembirakan dan adapula orang tua yang takut merupakan peristiwa yang mengejutkan karena ketidaksiapan mereka.
Ø  Ambivalen
kadang-kadang respon seorang wanita terhadap kehamilan yang bersifat mendua, bahkan pada kehamilan yang sudah direncanakan. Hal ini disebabkan implikasi yang harus dihadapi seperti pertimbangan financial, hubungan dengan orang lain. Selain itu akan timbul tanggung jawab atas bayi yang akan dilahirkannya. Jadi meskipun calon ibu terlihat gembira namun dia masih membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
Ø  Pengakuan
Perasaan yang bercampur aduk akan berubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dengan bertambah besarnya perut dan terjadinya berbagai peristiwa positif seperti melihat gambaran ultrasonografi atau mendengar suara jantung yang diperkeras oleh alat pengeras suara. Maka ibu hamil mulai menerima janin sebagai calon anaknya dengan demikian mulai mempersiapkan dirinya untuk menghadapi bayi yang akan hadir.
Ø  Labilitas emosional
Labilitas emosional yaitu perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang-kadang campuran kedua perasaan tersebut. Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respons ibu terhadap kehamilan dapat menjadi penyebab perubahan mood. Bagi wanita itu sendiri, perubahan emosi ini sangat mengganggunya dan dapat membuat dirinya merasa kurang.

3.      Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III

Kehamilan trimester 3 adalah masa dimana bayi / janin berkembang dalam rahim ibu dari minggu ke 29-40. Dalam masa 12 minggu ke depan, perkembangan janin di dalam rahim akan mencapai kesempurnaan dan bersiap-siap untuk menjalani proses kelahiran. Panjang badannya kurang lebih 40 cm dengan gerak badan sekitar 1,5 kg. tubuhnya mulai berisi karena terbentuknya lemak di bawah kulitnya. Lemak yang terbentuk ini akan membantu janin dalam mengatur suhu tubuhnya begitu ia dilahirkan. Otaknya lebih besar dan lebih terstruktur, demikian juga tengkorak kepalanya yang mulai menyesuaikan dengan pertumbuhan otak. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Pada minggu ke 32, janin sudah bisa menggerakan bola matanya dan dapat membedakan gelap dan terang. Saat ini, penambahan berat badan bayi berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 200 hingga 250 gr/ minggu dan ukuran janin sudah mencapai 45 cm. rambutnya sudah mulai melebat, dan ia juga sudah memiliki kuku pada jari-jari tangan dan kakinya. Rahim ibu mulai terasa sesak baginya, sehingga gerakan janin tidak leluasa seperti sebelumnya. Tendangan-tendangannya mulai terasa lebih kencang daripada sebelumnya, dan terkadang membuat perut ibu berubah bentuk karena posisi janin yang berubah-ubah dan terus bergerak.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.


Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III
a. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan.
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
• Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan sering dipengaruhi oleh cerita – cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada penderita.
• Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I, pada kehamilan trimester II, pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut :

Trimester I
Ibu :
·         Terbuka atau diam-diam
·         Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
·         Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
·         Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan
·         Perasaan gembira
·         Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
·         Menerima atau menolak perubahan fisik


Trimester II
Ibu :
·          Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
·          Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya
·         Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
·         Mencari perhatian suami
·         Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
·         Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya
·         Perasaan cenderung lebih stabil

Trimester III
Ibu :
·         Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image
·         Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
·         6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
·          Adanya perasaan tidak nyaman
·          Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
·         Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan


Tidak ada komentar: