BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Sarwono P, 2003).
Menurut Sarwono, 2002 kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi
antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi,
darah, metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan.
Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh
karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.
Dengan pengawasan antenatal secara dini dapat diketahui kelainan yang
menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu
kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.
Dalam pelayanan antenatal terdapat standar minimal termasuk “7 T” yaitu
Timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi (tetanus Toxoid), TT lengkap, pemberian tablet zat besi, minimal 90
tablet selama kehamilannya, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I (0-12 minggu),
trimester II (12-28 minggu) dan trimester III (28-40 minggu). Komplikasi yang
mungkin terjadi pada trimester I adalah mual, muntah yang berlebihan
(hiperemisis gravidarum), perdarahan (abortus) nyeri perut yang berlebihan (kehamilan
ektopik terganggu). Pada trimester II adalah pusing yang berlebihan,
pandangan mata kabur, dan oedema menetap pada wajah dan tangan.
Pada trimester III adalah nyeri perut yang berlebihan
tanpa pendarahan (solusio planseta), obstipasi, varises,
nyeri pinggang, oedema dan nyeri perut akibat kontraksi.
B. Tujuan
ü Tujuan Umum
Mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menerapkan manajemen
kebidanan dalam kasus normal.
ü Tujuan khusus
·
Mahasiswa dapat
melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subyektif dan obyektif
·
Mahasiswa dapat
merumuskan diagnosa kebidanan
·
Mahasiswa dapat
menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
·
Mahasiswa dapat
melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan.
·
Mahasiwa dapat
melaksanakan tindakan dan evaluasi
C. Manfaat
ü Bagi penulis
mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu hamil Trimester I, II dan III, sehingga nantinya dapat
digunakan sebagai metode yang sistematis dalam penulisan atau
pengkajian data ibu hamil di dalam melaksanakan tugas sebagai bidan.
ü Bagi institusi
mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang
telah diperoleh di bangku kuliah serta sebagai bahan analisa untuk pendidikan.
ü Bagi masyarakat
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada
kehamilan baik secara biologis maupun secara fisiologis serta dapat menambah
pengetahuan masyarakat dalam merawat kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep kehamilan
·
Kehamilan
merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita
selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh
karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi.
Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari
tindakan-tindakan`yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
·
Kehamilan
adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam
tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan.
·
Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat
berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko
kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal,
secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda
atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang
secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.
Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab
langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklampsia, dan infeksi.
Etiologi
Kehamilan
terjadi karena adanya hubungan seksual antara wanita dan pria sehingga akan
terjadi pembuahan telur manusia oleh spermatozoon terjadi di tuba
fallopii dalam beberapa menit atau tidak lebih dari beberapa jam setelah
ovulasi (William Obstetric 21 th Edition hal. 48). Untuk
tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi. (wiknjosastro, 2002).
Kehamilan terjadi jika ada
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon)
yang dilanjutkan dengan proses nidasi dan plasentasi. (mochtar, 1998) .
- Pada
perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin. Gerakan
jann pada primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu.
- Bila
didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung
janin pada usia 8-20 minggu, namn bila menggunakan alat fetal
elctrocardiograph DJJ dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu.
- Pada
pemeriksaan USG dilihat gambaran janin, pada kehamilan trimester I USG
sangat penting untuk melihat apakah ada kantong kehamilan dan juga untuk
mengetahui apakah terjadi mola.
- Pada
pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.
- Selain
pemeriksaan dengan USG tanda pasti kehamilan juga dapat diketahui dengan
test pack Prinsip kerja
testpack adalah mengetahui tanda tanda kehamilan melalui
peningkatan hormon HCG melalui urine ibu hamil. Peningkatan HCG
dapat terjadi kurang lebih seminggu setelah ovulasi.
Selain
tanda-tanda diatas ada bebebrapa peruahanan yang terjadi pada wanita hamiil
diantaranya :
- buah
dada yang semakin membesar disebabkan karena hipertrofi alveoli, aerola
mamae melebar dan warnanya lebih tua.
- volume
darah meningkat
- kulit,
pada wanita hamil biasanya timbul striae gravidum, sloama gravidum hal ini
memang secara pasti belum diketahui namun kemngkinan disebabkan oleh
heperfungsi dari cortex gl. Suprenalis.
- uterus
biasanya selama kehamilan ukuran uterus menjadi 1000 gr
Tanda-tanda mungkin hamil diantaranya :
- Morning Sickness
Mual muntah pada
awal trimester, yaitu sekitar minggu pertama hingga minggu keduabelas sering
dianggap pertanda kehamilan. Morning sickness terjadi karena perubahan
hormon di dalam tubuh.
Meskipun namanya morning sickness, tetapi mual muntah ini dapat terjadi
kapan saja. Morning sickness termasuk salah satu tanda tidak pasti
kehamilan, karenanya memerlukan pengecekan ulang untuk memastikan kehamilan.
- Tidak Haid (amenorea)
Kehamilan
ditandai dengan tidak hadirnya haid atau menstruasi.
Karena itu jika sudah terlambat haid beberapa hari, seringkali dianggap sebagai
tanda kehamilan. Namun demikian, ada pula orang yang terlambat haid tetapi
ternyata tidak hamil. Orang yang hamil tidak mendapat haid karena sel telur
yang dibuahi, membuat pembuluh darah menahannya hingga waktu melahirkan tiba.
- Sering Buang Air Kecil
Buang air kecil
yang terus menerus, dapat terjadi pada ibu yang hamil. Hal
ini terjadi karena rahim akan membesar sehingga menekan kandung kemih. Tetapi
ini pun merupakan tanda tidak pasti kehamilan.
- Tidak
tahan bau-bauan
- Pingsan
sering dijmpai pada tempat yang ramai, biasanya tanda-tanda ini hilang
bila sudah 16 minggu
- Anoreksiaatau
tidak nafsu makan
- Varises
sering dijumpai pada triwulan terakhir, biasanya terdapat pada daerah
genetala exerna, poplitea, kaki dan betis.
- Konstipasi
(sembelit) terjadi karena perbahan pola makan yang terjadi selama
kehmilan.
- Hiperpigmentasi
biasanya terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Hiperpigmentasi
biasanya timbul pada pipi, hidung dahi dll.
- Weight
gain pertambahan berat badan ibu umumnya pertambahan berat badan ibu
selama kehamilan adalah 8-14 kg
- Nail
sign biasanya pada usia kandungan 6 minggu biasanya mengeluh ujung kuku
lunak dan lebih tipis.
- quickening
perasaaan gerkan janin pada minggu ke 168 atau minggu ke 20 pada primigravida
dan 14 ata 16 inggu pada multi gravida.
Tanda-tanda
tidak pasti hamil :
- Perut
membesar
- Terjadi
pembesaran uterus
- Kontraksi
–kontraksi kecil uterus bila dirangsang
- Perubahan
payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogn dan progesteron
yang merangsang duktus payudara.
- Reaksi
kehamilan positif
- Keputihan
yang berlebihan sebagai akibat hormonal
- Gusi
bengkak terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan
- Perubahan
yang dijumpai pada kehamilan muda
antara lain :
- Tanda
hegar
- Tanda
braxton hicks
pada pemeriksaan
corpus uteri yang lunak bisa terasa keras hal ini terjadi karena kontraksi.
- Tanda
piskacek
kadang teraba
bawah fundus uteri tidak rata karena uterus lebih cepat berkembang didaerah
implantasi janin.
- Tanda
catwiks
perubahan warna
sekret vagina
- Tanda
ballotement
teraba seperti
ada benjolan pada atas simpisis, ballotement dapat dirasakan pada trimester I.
Pada kehamilam terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia
eksterna dan interna serta pada payudara ( mammae ). Perubahan yang terdapat
pada wanita hamil diantaranya
sebagai berikut.
1. Rahim/ Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama di bawah pengaruh progesterone
dan estrogen yang kadarnya meningkat yang disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram dan pada akhir kehamilan berat
uterus menjadi 1000 gram.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting
diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda, atau menderita penyakit seperti Mola Hidatidosa dsb.
2. Serviks Uteri
Pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Akibat
kadar estrogen meningkat dan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks
menjadi lunak.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah (hipervaskularisasi) karena
pengaruh hormone estrogen sehingga tampak semakin merah dan kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda chadwicks.
4. Ovarium ( indung telur )
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur 16 minggu.
5. Payudara
Pada saat kehamilan payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormone estrogen, progesterone dan
somatomammotropin.
a.
Hormon estrogen berfungsi :
Ø Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
Ø Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
semakin membesar.
Ø Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan
sakit pada payudara.
b.
Progesteron berfungsi :
Ø Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
Ø Menambah jumlah sel asinus.
c.
Somatomammotropin berfungsi :
Ø Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
Ø Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Bentuk payudara pada ibu hamil, yaitu :
·
Payudara
menjadi lebih besar.
·
Hiperpigmentasi
pada areola.
·
Glandula montgomeri ( kelenjar sebasea yang terdapat di sekitar putting )
makin tampak.
·
Puting susu
semakin menonjol.
·
Pengeluaran
ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi, kerena hambatan dari
PIH ( Prolaktine Inhibiting Hormone ) untuk mengeluarkan ASI.
Setelah
persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.
6. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta. Volume darah akan bertambah banyak lebih kurang 25% dengan puncak
kehamilan 32 minggu ( trimester III ).
7. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil tidak jarang mengeluhkan tentang rasa sesak dan pendek
nafas. Hal ini ditemukan pada trimester III ( 32 minggu ) keatas, oleh karena
usus – usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma.
8. Sistem pencernaan ( traktus digestifus
)
Akibat kadar hormone estrogen yang meningkat, tidak jarang pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea), gejala muntah
(emesis), yang biasanya terjadi pada pagi hari ( morning sickness).
9. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.
10. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan hiperpigmentasi, biasanya terjadi pada striae
gravidarum (kulit perut seolah–olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru–biruan) atau alba (garis–garis pada kulit perut yang warnanya keputih-putihan ).
11. Metabolisme
·
Pada wanita
hamil BMR/ Basal Metabolic Rate ( suatu angka yang menunjukkan kecepatan
penggunaan zat pembakar oleh sel – sel tubuh) meninggi, BMR meningkat15% – 20%
pada trimester akhir.
·
Kebutuhan
protein wanita hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 1/2 gr/ kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
·
Kebutuhan
kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
·
Janin
membutuhkan 30 – 40 gram kalsium untuk pembentukkan tulangnya. Makanan tiap
harinya telah mengandung 1,5 gram kalsium.
·
Wanita hamil
memerlukan tambahan zat besi sekitar 800mg atau 30 – 50mg/ hari.
·
Kenaikan BB
terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, antara 6,5 – 16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan BB sekitar 1/2kg/ minggu.
Pemeriksaan Diagnostik
Kehamilan
Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi samapi partus adalah kira-kira 280 hari dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur. Kehamilan minggu terakhir akan mempengaruhi
viabilitas (kelangsugan hidup bayi). Ditinaju dari tuanya kehamilan dapat
dibagi menjadi 3 yaitu :
- kehamilan
triwulan I anatara (0 samapi 12
minggu)
pada saat ini alat-alat mualai dibentuk.
- kehamilan
triwulan II antara (12-28 minggu)
dalam
triwulan 2 alat-alat sudah dibentuk namun belum sempurna dan viablitas janin
masih disangsikan.
- kehamilan
triwulan III antara (28-40 minggu)
Perkembangan
janin
Pada minggu ke 4-8
Terjadi pembentukan awal embrio (manusia dini) yang
sudah memiliki sistem vaskuler (peredaran darah). Jantung janin mulai berdetak,
dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah,
mata, jari kaki, dan tangan.Pada fase ini pun sudah terbentuk kantung ketuban
yang terdiri dari dua selaput tipis. Selaput ini berisi air ketuban tempat bayi
terapung di dalam rahim. Air ketuban akan menjaga bayi dari cedera akibat
benturan dari luar selama masa kehamilan
Pada minggu ke 8-12
Organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Bentuk kepalanya menjadi lebih besar dibandingkan dengan badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Janin juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut.
Pada minggu ke 12-16
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu, dan di matanya mulai tumbuh alis dan bulu mata. Disini janin dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. Bahkan kakinya pun sudah tumbuh lebih panjang dari tangannya.
Pada minggu ke 16-20
Hidung dan telinga tampak jelas, kulit merah, rambut
mulai tumbuh, dan semua bagian sudah terbentuk lengkap. Pembuluh darah terlihat
dengan jelas pada kulit janin yang tipis. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang
disebut lanugo. bayi mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap
jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya.
Pada minggu ke 20-24
Pada saat ini, alat kelamin mulai terbentuk, cuping
hidung terbuka, dan janin mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat
tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, janin mulai memiliki waktu-waktu
tertentu untuk tidur.
Pada minggu ke 24-28
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk. Di kulit
kepala rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai
aktif. Disini janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar
(lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah
cepat jika ibunya berbicara.
Pada minggu ke 28-32
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip akibat melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, janin kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup karena janin sudah terbentuk dengan sempurna.
Pada minggu ke 36
Sang bayi kerap berlatih bernafas, mengisap, dan
menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang dan badannya
menjadi lebih bulat. Bayi yang dikandung oleh sebagaian wanita yang hamil untuk
pertama kalinya akan mengalami penurunan, yaitu turunnya kepala ke rongga
panggul.
Pada minggu ke 38
Kepala telah berada pada rongga panggul, siap untuk
dilahirkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu persalinan sudah dekat.
Pada minggu ke 40 (9 bulan)
Bayi telah siap untuk dilahirkan.
B. konsep dasar asuhan kehamilan
·
Filosofi Asuhan
kehamilan
1.
Asuhan kehamilan
mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) Sangat penting bagi
wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari
satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan
kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka
menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi
asuhan .
2.
Pelayanan yang
terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered),
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti
bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan
kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting
bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga.
Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan
dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan
keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan
bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu
mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan
memperoleh pelayanan kebidanannya.
·
Asuhan
kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional
kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil,
karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat
diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil
keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan
konseling yang dilakukan bidan.
Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial, dan kultural.
Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial, dan kultural.
·
Kehamilan
merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan
masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi
kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan
ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan
sebagai satu kesatuan yang utuh.
·
Asuhan antenatal
Asuhan antenatal adalah bantuan yang diberikan oleh bidan
kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
Bertahap dan sistematis Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan. Asuhan antenatal pada ibu hamil bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian
maternal dan perinatal. Asuhan ini diberikan baik pada ibu primigravida
maupun multigravida. Dengan asuhan antenatal diharapkan mampu menyiapkan fisik
dan mental ibu sebaik-baiknya,serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas.Oleh karena itu dalam asuhan antenatal harus di
usahakan agar wanita hamil sekurang-kurangnya
harus sama sehatnya atau lebih sehat dari keadaan sebelum hamil. Adanya
kelainan fisik dan psikologis harus ditemukan secara dini dan di obati agar
wanita dapat melahirkan tanpa kesulitan, dan bayi yang di lahirkan sehat, baik
fisik maupun mental.
Tujuan Asuhan Antenatal
1. Memantau
kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
3. Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayi dengan trauma
seminimal mungkin
5. Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
6. Peran
ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal.
·
Penatalaksanaan
pelayanan antenatal
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit
4x selamakehamilan, dengan rincian
sebagai berikut
Standard
Antenatal Care :
1.
satu kali pada
TM I
2.
satu kali pada
TM II
3.
dua kali pada TM
III
Ø Standar
minimal asuhan antenatal 10T :
1.
Timbang berat
badan
2.
Tinggi fundus
uteri
3.
Tekanan darah
4.
Tes laboratorium
5.
Tata laksana kasus
6.
Tabungan persalinan
7.
Tetanus toxoid
8.
Tablet fe
9.
Tes PMS
10. Temu wicara
Sebagai profesional
bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan
kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat
kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan
sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek
terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti
membahayakan.
Ø Cara menentukan
taksiran persalinan
Menentukan tanggal perkiraan partus dengan rumus
Neagle, yaitu pada HPHT hari + 7, bulan – 3, tahumn + 1.
Ø Palpasi abdomen
Pemeriksaan Leopold :
a.
Leopold I
untuk
menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan bagian
janin yang ada pada fundus uteri
b.
Leopold II
Untuk
menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri ibu
c.
Leopold III
Untuk
menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah
d.
Leopold IV
Untuk
menentukan seberapa jauh bagian terendah janin telah masuk PAP
Ø Cara menghitung taksiran berat
badan janin dalam kandungan
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut
cara Johnson :
1.
Bila bagian terendah janin masuk ke dalam PAP :
PBBJ=(TFU-11)x
155
2.
Bila bagian terendah janin belum masuk PAP :
PBBJ=(TFU-12)x
155
Ø Cara menghitung usia kehamilan
Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan (dengan cara Mc Donald) : posisi uterus diketengahkan, letakkan ujung
metline pada atas simfisis. Kemudian diukur sampai fundus uteri maka akan
terlihat hasilnya dalam cm. Menurut standar kebidanan 2006, TFU dengan cm
dihitung mulai umur kehamilan 24 minggu.
Mengukur
TFU dengan menggunakan jari-jari yaitu :
Umur kehamilan
|
TFU
|
keterangan
|
8 minggu
|
Belum teraba
|
Sebesar telur bebek
|
12 minggu
|
3 jari atas simfisis
|
Sebesar telur angsa
|
16 minggu
|
½ pusat simfisis
|
Sebesar kepala bayi
|
20 minggu
|
3 jari di bawah pusat
|
-
|
24 minggu
|
setinggi pusat
|
-
|
28 minggu
|
3 jari di atas pusat
|
-
|
32 minggu
|
½ pusat px
|
-
|
36 minggu
|
1 jari di bawah px
|
Kepala masih berada di atas pintu panggul
|
40 minggu
|
3 jari di bawah px
|
Fundus uteri turun kembali,karena kepala janin
masuk ke rongga panggul
|
·
Prinsip pokok asuhan kehamilan
1.
proses kehamilan
merupakan proses yang alamiah dan fisiologis
2.
menggunakan
cara-cara yang sederhana atau menghindari segala bentuk intervensi yang tidak
dibutuhkan
3.
bersifat aman
bagi keselamatan hidup ibu, asuhan yang diberikan ditunjang oleh pengobatan
berdasarkan bukti.
4.
Menjaga privasi
klien
5.
Memantau klien
agar merasa aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional.
6.
Memberikan
informasi, penjelasan, serta konseling yang cukup.
7.
Klien dan
keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
8.
Menghormati
praktik adat istiadat, kebudayaan, serta keyakinan yang ada di lingkungan
setempat.
9.
Memelihara
kesehatan fisik, psikologis, sosial serta spiritual klien dan keluarga.
10. Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
C.
Konsep Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan – tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang berarti.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan – tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang berarti.
Manajemen kebidanan terdiri atas tujuh
langkah yang berurutan, diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Proses ini bersifat siklik (dapat berulang), dengan tahap evaluasi sebagai data
awal pada siklus berikutnya. Proses manajemen kebidanan terdiri atas
langkah-langkah berikut ini.
1.
Pengumpulan data dasar
Pada
langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
-
riwayat kesehatan
-
pemeriksaan fisik sesuai kebutuhannya
-
meninjau catatan terbaru atau catatan
sebelumnya
-
meninjau data laboratorium dan
membandingkannya dengan hasil studi
Pada langkah
pertama ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan pada dokter dalam
manajemen kolaborasi, bidan akan melakukan konsultasi.
2.
Interpretasi data dasar
Pada
langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan intepretasi yang benar atas data – data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diintepretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan.
Masalah ini sering mennyertai diagnosa. Sebagai contoh, diperoleh diagnosa
“kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berkaitan dengan diagnosa ini
adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak menginginkan kehamilannya. Contoh
lain yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut pada proses persalinan dan
melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk
dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa”, tetapi tentu akan menciptakan
suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi rasa takut.
3.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap – siap bila diagnosa / masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali untuk melakukan asuhan yang aman. Contoh seorang wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan atau kehamilan kembar). Kemudian ia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap – siap terhadap kemungkinan tiba – tiba terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uterus yang berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar, bidan juga sebaiknya mengantisipasi dan bersiap – siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang.
Pada langkah ini penting sekali untuk melakukan asuhan yang aman. Contoh seorang wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan atau kehamilan kembar). Kemudian ia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap – siap terhadap kemungkinan tiba – tiba terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uterus yang berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar, bidan juga sebaiknya mengantisipasi dan bersiap – siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang.
4. Identifikasi
Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
dan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke empat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu
wanita tersebut dalam persalinan. Dari data yang dikumpulkan dapat
menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain
harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat.
Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Demikian juga bila ditemukan tanda –
tanda awal dari pre eklampsi, kelainan panggul, adanya penyakit jantung,
diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau ahli perawatan klinis bayi baru
lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan klien.
5. Merencanakan asuhan
yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutukan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah – masalah yang berkaitan dengan sosial–ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar – benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dan tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutukan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah – masalah yang berkaitan dengan sosial–ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar – benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dan tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
6. Melaksanakan
perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh bidan dan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanaanya (misalnya : memastikan agar langkah – langkah tersebut benar –
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah betul – betul telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu untuk mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan. Langkah – langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah yang berakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah betul – betul telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu untuk mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan. Langkah – langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah yang berakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “H”
PADA
KEHAMILAN TRIMESTER I (SATU)
DI
PUSKESMAS PENIMBUNG
Hari
/ tanggal : Selasa, 02
Agustus 2011
Waktu : 09.30 WITA
Tempat : Posyandu Gegutu
LANGKAH
1 PENGKAJIAN
A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny “H” Nama : Tn “S”
Umur : 30 tahun Umur :
29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku
/ bangsa : sasak Suku / bangsa : sasak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Buruh
Alamat : Gegutu Alamat :
Gegutu
B. Keluhan
utama / Alasan kunjungan
Ibu
datang ke posyandu untuk memeriksakan kehamilannya dan ibu mengeluh sering mual
dan muntah.
C.
Riwayat kebidanan
1. Riwayat
perkawinan
Status
perkawinan sekarang : Sah,
menikah 1x
Lama
perkawinan : 8
bulan
Usia
perkawinan pertama : Istri :
29 th suami : 28 th
2. Riwayat
menstruasi
Usia menarche : 13 tahun
Haid :
Teratur
Lama siklus menstruasi : 28 hari
Dismenorhea : Tidak
Warna darah haid : Merah tua
Bentuk darah haid : Cair encer
Bau darah haid : Tidak berbau
Flur albus : Tidak
ada
Lama : 7
hari
3. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas, anak yang lalu
Hamil
ke
|
UK
|
JP
|
Tempat
bersalin
|
Penolong
|
penyulit
|
BB
|
JK
|
Usia
anak
|
KB
|
ket
|
||
hamil
|
bersalin
|
nifas
|
||||||||||
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4. Riwayat
kehamilan sekarang
a. Hamil
ke : 1
b. Usia
kehamilan : 3 bulan
c. HPHT :
10-05-2011
HPT :
17-02-2012
d. Gerakan
janin : Ibu belum
merasakan gerakan janin
e. Tanda
bahaya / penyulit : Tidak ada
f. ANC : 2x di
bidan
g. Keluhan
umum : Ibu
mengatakan sering mual dan muntah
h. Obat
/ jamu yang dikonsumsi : Tidak ada
i.
Imunisasi TT
TT1 : -
TT2 : -
j.
Kekhawatiran khusus : Tidak ada
k. Kepercayaan
selama hamil : Tidak ada
l.
Riwayat KB : Ibu tidak menggunakan KB
m. Rencana
KB : KB suntik
5. Riwayat
kesehatan / penyulit yang diderita sekarang dan dulu
a. Masalah
kardiovaskuler : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes
melitus : Tidak ada
d. Hepatitis : Tidak ada
e. Malaria : Tidak ada
f. Campak : Tidak ada
g. Anemia
berat : Tidak ada
h. Tuberculosis : Tidak ada
i.
Penyakit ginjal : Tidak ada
j.
Riwayat kembar : Tidak ada
k. PMS/HIV/AIDS : Belum pernah melakukan
pemeriksaan lab.
6. Riwayat
biopsikososial
a. Pola
nutrisi
Makanan
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Komposisi
|
Nasi,
lauk pauk, sayur
|
Nasi,
lauk pauk, sayur,
buah
|
Frekuensi
|
3
x sehari
|
3
x sehari
|
Porsi
|
1
piring
|
½
piring
|
Penyulit
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Minuman
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Komposisi
|
Air
putih
|
Air
putih
|
Frekuensi
|
7-8
gelas/ hari
|
10-12
gelas/ hari
|
Penyulit
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
b. Pola
eliminasi
BAB
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Frekuensi
|
1x
sehari
|
1x
sehari
|
Konsistensi
|
Lembek
|
Lembek
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
Kesulitan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
BAK
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Frekuensi
|
3-4
x sehari
|
4-5
x sehari
|
Warna
|
Kuning
|
kuning
|
Kesulitan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
c. Pola
istirahat
Ket
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Siang
|
1-2 jam
|
1-2
jam
|
Malam
|
7-8
jam
|
8-9
jam
|
Kesulitan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
d. Personal
hygiene
Ket
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Mandi
|
2
x sehari
|
2-3x
sehari
|
Keramas
|
2x
seminggu
|
2-3x
seminggu
|
Gosok
gigi
|
2x
sehari
|
2x
sehari
|
7. Riwayat
psikososial spiritual
a. Komunikasi
Non verbal :
Lancar
Verbal :
Bahasa indonesia
b. Keadaan
emosional :
Kooperatif
c. Hubungan
dengan keluarga :
Baik
d. Hubungan
dengan orang lain :
Baik
e. Proses
berfikir :
Terarah
f. Ibadah
/ spiritual :
Patuh
g. Respon
ibu dan keluarga terhadap kehamilan :
Ibu maupun keluarga merasa bahagia dengan
kehamilan ini
h. Dukungan
keluarga :
Suami dan keluarga membantu ibu dalam
mengerjakan pekerjaan rumah dan
mengingatkan ibu untuk istirahat
i.
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
j.
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari :
Ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, mencuci dan
menyapu
k. Tempat
dan petugas yang diinginkan untuk bersalin :
Ibu ingin melahirkan di Puskesmas dibantu
oleh bidan
D. Pemeriksaan
fisik
1. Keadaan
umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda
vital
Suhu : 36° C
Nadi : 80 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 154 cm
LILA : 27 cm
4. Kepala
Kepala
dan rambut : Bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam,
tidak ada
benjolan
Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada
chloasma gravidarum
Mata : Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan/sekret
Hidung : Tidak
ada sekret, tidak ada polip
Mulut
dan gigi : Bibir tidak kering, tidak ada kelainan, tidak
ada caries, tidak ada gigi berlubang
5. Leher :
tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis
6. Payudara :
simetris, puting susu
menonjol, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada retraksi/dimpling,
tidak ada nyeri tekan
7. Abdomen
-
Inspeksi :
tidak ada luka bekas
operasi, terdapat striae albikan dan linea nigra
-
Palpasi : TFU 3 jari di atas simfisis,
teraba ballotement
8. Ekstremitas
atas dan bawah
Tidak ada oedema pada
tangan dan kaki, tidak ada varises, keadaan kuku tidak pucat, refleks patella +/+
9. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan,
tidak tersedia alat
10. Genitalia
Tidak
dilakukan pemeriksaan, tidak ada indikasi
11. Pemeriksaan
penunjang
PP
tes : (+)
tanggal 2 Agustus 2011
HB :
Belum dilakukan pemeriksaan lab.
Glukosa
urine : Belum dilakukan
pemeriksaan lab.
Protein
urine : Belum
dilakukan pemeriksaan lab.
RDT : Belum
dilakukan pemeriksaan lab.
Golongan
darah : Belum dilakukan
pemeriksaan lab.
LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa :
GIP0A0HO,
hamil 12 minggu, keadaan umum ibu baik
Data
dasar :
·
Data subjective
-
Ibu mengatakan hamil pertama dengan umur
kehamilan 3 bulan
-
HPHT :
10-05-2011
·
Data Objective
-
HTP :
17-02-2012
-
TD :
110/80
-
Nadi :
20x/menit
-
Suhu :
36°C
-
Pernafasan : 20 x/menit
-
TFU :
3 jari di atas simfisis
-
DJJ :
(-)
B. Masalah
Ketidaknyamanan
yang dirasakan ibu
Dasar :
1. Ibu
mengatakan sering mual dan muntah.
C. Kebutuhan
1. Penjelasan
mengenai ketidaknyamanan
2. Penjelasan
mengenai cara mengatasi ketidaknyamanan
LANGKAH III IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
-
Masalah potensial : Tidak ada
-
Antisipasi penangananan : Tidak ada
LANGKAH IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SEGERA
a. Mandiri : Tidak ada
b. Kolaborasi : Tidak ada
c. Rujukan : Tidak ada
LANGKAH V RENCANA ASUHAN MENYELURUH
1. Beritahu
ibu hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan
tentang ketidaknyamanan dan cara mengatasinya.
3. Jelaskan tentang nutrisi dan tanda-tanda
bahaya pada kehamilan.
4. Anjurkan
kepada ibu untuk istirahat yang cukup.
5. Anjurkan
ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
6.
Jelaskan kepada ibu jadwal kunjungan
ulang.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal : 2 Agustus 2011
Waktu : 09.30 WITA
1. Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan, KU baik, TD : 110/80 mmHg, nadi : 80x /
menit, suhu : 36°C, respirasi : 20x / menit, TFU : 3 jari di atas simfisis.
2. Menjelaskan
kepada ibu bahwa penyebab sering mual dan muntah dikarenakan oleh kenaikan
hormon estrogen dan progesteron yaitu hormon yang hanya dihasilkan pada waktu
hamil. Cara mengatasinya dengan cara makan kue atau biskuit kering pada saat
mual, makan sedikit tapi sering dan menghindari makan-makanan yang berlemak dan
berbau tajam.
3.
- Menjelaskan
pada ibu untuk makan yang cukup dengan makan menu seimbang yang terdiri dari protein
(telur, ikan, kacang-kacangan),
karbohidrat ( nasi, roti, ubi, singkong), dan vitamin (sayur-sayuran dan
buah-buahan).
-
Menjelaskan
pada ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti demam tinggi, penglihatan kabur,
perdarahan, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, keluar air ketuban sebelum
waktunya, muntah terus menerus, bayi dalam kandungan kurang/tidak bergerak.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup siang hari
1-2 jam dan malam hari 8 jam.
5. Menganjurkan
ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada
bulan berikutnya pada tanggal 02 agustus 2011/ secepatnya datang ke bidan bila
ada keluhan.
LANGKAH
VII EVALUASI
Tanggal : 2 Agustus 2011
Waktu : 09.30 WITA
1.
Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan.
2.
Ibu
mengetahui penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan dan cara mengatasinya.
3.
Ibu
mengerti tentang nutrisi dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
4.
Ibu
mengatakan sudah mengerti dan akan melakukan semua yang telah di anjurkan
5.
Ibu
mengetahui jadwal kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
pengkajian yang telah dilakukan semuanya sudah sesuai dengan teori. Dapat disimpulkan
bahwa kehamilan Ny “H” dalam keadaan normal, akan tetapi semua kehamilan
dikatakan beresiko karena belum tentu dalam proses persalinan nanti akan berlangsung dengan normal, sehingga perlu
dijelaskan pada ibu agar ibu dan keluarga siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi.
Asuhan
kebidanan pada Ny “H” telah dilakukan sesuai dengan diagnose, masalah dan
kebutuhan pasien. Setelah melakukan
pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis memaparkan tentang
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan kepada Ny. “H”
adalah 10 T yaitu Timbang, Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundus
Uteri, Tes Laboratorium, Tes PMS, Tatalaksana Kasus, Tabungan Persalinan,
Pemberian Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Zat Besi, dan Temu
Wicara.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Dari
hasil pengkajian data dan interpretasi data kasus Ny “H” dengan kehamilan normal trimester I diperoleh
masalah ketidaknyamanan.
2.
Rencana
dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil Ny “H” dengan kehamilan normal trimester I yaitu memberikan
konseling tentang fisiologis dari ketidaknyamanan dan cara mengatasinya.
3.
Hasil
evaluasi tindakan terhadap Ny “H” adalah seluruh diagnose, masalah, kebutuhan yang ada
hamper seluruhnya dapat diatasi dengan baik
SARAN
a. Bagi instiusi
pendidikan Diharapkan
agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan semaksimal mungkin sehingga praktik dapat berjalan
dengan baik.
b. Bagi lahan praktik Diharapkan
untuk tetap
memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan
pada bayi baru lahir sehingga
dapat
meningkatkan kesehatan pada ibu
dan anak serta
mengurangi angka mortalitas dan mobilitas khususnya di provinsi NTB.
c. Bagi
masyarakat khususnya pasien
agar sebaiknya menyadari akan pentingnya memeriksakan kandungan selama hamil,
agar dapat mengetahui perkembangan janin dan kemungkinan terjadinya komplikasi
pada kehamilannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar