BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Kehamilan merupakan
proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (sarwono p, 2003).
Menurut Sarwono,
kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan fisik,
perubahan system pencernaan, respirasi, sirkulasi darah, metabolism, traktus
urinarus serta perubahan psikologis. Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Dengan pengawasan
antenatal secara dini dapat diketahui kelainan yang menyertai kehamilan
sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga.
Dalam pelayanan
antenatal terdapat standar minimal “8 TSN” yaitu timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi
letak janin dan DJJ, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilannya, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara, tata laksana
kasus, screening status imunisasi dan nilai status gizi.
Kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester I (0-12 minggu), trimester II (12-28
minggu) dan trimester III (28-40 minggu). Komplikasi yang mungkin terjadi pada
trimester I adalah mual, muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum),
perdarahan (abortus), nyeri perut yang berlebihan (kehamilan ektopik
terganggu). Pada trimester II adalah pusing yang berlebihan, pandangan mata
kabur, oedema pada wajah dan tangan. Pada trimester III adalah nyeri perut yang
berlebihan disertai perdarahan (solusio plasenta), obstipasi, varises, nyeri
pinggang, oedema dan nyeri perut akibat kontraksi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan
pada asuhan kebidanan dengan kehamilan normal sesuai dengan manajemen asuhan 7
langkah varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.
Melakukan pengkajian data pada Ny. “H”
dengan kehamilan Trimester
I
b.
Menginterpretasikan data dasar pada Ny. “H” dengan kehamilan Trimester I
c.
Mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. “H” dengan kehamilan Trimester I
d.
Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada Ny. “H” dengan kehamilan Trimester I
e.
Menyusun rencana asuhan pada Ny. “ H”
dengan kehamilan Trimester
I
f.
Melaksanakan rencana asuhan pada Ny. “H”
dengan kehamilan Trimester
I
g.
Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada Ny. “H”
dengan kehamilan Trimester
I
1.3
Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
a.
Mendapat
gambaran dan pengalaman secara nyata tentang penerapan proses asuhan kebidanan
komprehensif terhadap klien dengan kehamilan
normal di puskesmas meninting
b.
Melatih
keterampilan asuhan
kehamilan
normal
c.
Dapat
mengoptimalkan evaluasi serta kemampuan mahasiswa dan mengaplikasikan teori dan
keterampilan yang dimilki sesuai dengan standar kompetensi
d.
Mengenal
tingkat kemampuan-kemampuan diri sesuai dengan tujuan dan kompetensi pendidikan
kebidanan yang ditetapkan
e.
Memenuhi
salah satu pencapaian target semester III program Diploma III akademi kebidanan
Stikes Yarsi Mataram.
1.3.2 Pembimbing
a.
Dapat memberikan bimbingan pada mahasiswa tentang
perkembangan pengetahuan baik yang menyangkut di pendidikan atapun di lahan
prektek.
b.
Dapat menerapkan teori yang diajarkan kepada mahasiswa di
pendidikan ke lahan praktek.
c.
Mengetahui dan menilai kemampuan dan keahlian yang
dimiliki mahasiswa.
1.3.3 Puskesmas
a.
Memberikan fasilitas kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat mengurangi angka kematian ibu.
b.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu kesehatan
masyarakat.
c.
Meningkatkan SDM yang sehat.
1.3.4 Masyarakat
a.
Kurangnya angka kematian ibu.
b.
Masyarakat (khususnya ibu) mengetahui tentang keadaan
dirinya.
c.
Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat sehingga SDM
semakin meningkat
BAB
II
TINJAUAN TEORI
2.1. KEHAMILAN
a)
Pengertian
Kehamilan
adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai
kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai
kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan
premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3
bagian, masing-masing:
·
Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
·
Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup). (hanifa Wiknjosastro, 2007)
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada
riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai
usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu
14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
(Abdul Bari Saifuddin, 2002)
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin
dikandung dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan
dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. (www.medicastore.com, 2005).
b) Etiologi
Untuk
setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu :
kaput/kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus,
ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran
ekor spermatozoa dapat bergerak cepat (Hanifa
Wiknjosastro, 2002)
c)
Fisiologi
(1)
Konsepsi
(Hanifa Wiknjosastro, 2007)
Tiap
bulan seorang wanita melepaskan 1 sampai 2 sel telur dan indung telur yang
ditangkap oleh fimbriae kemudian
masuk ke dalam saluran telur, jutaan spermatozoa dikeluarkan di forniks vagina
dan disekitar porsio pada waktu coitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon
dapat meneruskan ke cavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus yang dapat
sampai kebagian ampula tubadimana spermatozoon dapat memasuki ovum yang telh
siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoon yang
memiliki kapasitasi atau kemampuan untuk membuahi. Pada sperma ini ditemukan
peningkatan konsentrasi DNA dinukleusnya dan kaputnya lebih mudah menembus oleh
karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.
Kemudian ovum dilingkari oleh zona
pellusida. Diluar zona pellusida ini ditemukan sel-sel korona radiata.
Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak
dapat dilintasi oleh sperma yang lain. Dengan masuknya inti spermatozoa ke
dalam sitoplasma vitellus membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang
dalam keadaan metaphase. Proses
pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan telophase sehingga
pronucleusnya menjadi haploid. Pronucleus spermatozoa dalam keadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid bertemu dalam pasangan
pembawa tanda dari pihak pria dan wanita.
Sesudah
pembelahan maka ovum menjadi 22 Kromosom otosom serta 1 kromosom X,
spermatozoon mempunyai 1 kromosom X atau 1 Kromosom Y. Zigot hasil pembuahan
memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X tumbuh menjadi janin wanita
sementara yang memiliki 44 kromosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan
tumbuh menjadi janin laki-laki.
(2)
Stadium
Morulla (Hanifa Wiknjosastro, 2007).
Dalam
beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Dalam 3 hari
terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi ini berada
dalam stadium Morulla, yang kemudian disalurkan ke pars ismika dan pars
interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus kearah kavum
uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi
tuba.
(3)
Stadium
Blastulla (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai tingkat stadium
Blastula. Pada stadium ini sel-sel yang lebih kecil akan membentuk dinding
blastula, akan menjadi trofoblas pada permulaan minggu kedua, blastokista
sebagian tertanam ke dalam stroma endometrium dan menjelang akhir minggu kedua
blastokista telah tertanam seluruhnya, dan dimulailah sirkulasi utero-plasenta.
Saat nidasi kadang-kadang terjadi perdarahan desidua yang
disebut sebagai tanda hartman. Jika nidasi ini
terjadi barulah disebut sebagai kehamilan.
(4)
Stadium
Gastrulla (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
Gastrulasi
yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio (ektoderm,
mesoderm dan endoderm) dan terjadi pada minggu ketiga. Setelah didasari akan
terjadi diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil dekat
eksosellom membentuk endoderm dan yolk salk sedangkan sel-sel yang lebih besar
terjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion dan antara yolk salk dan ruang
amnion terdapat embrionale plate.
Sel-sel
trofoblast mesodermal tumbuh sekitar embrio dan melapisi sebagian dalam
trofoblast. Terbentuk korionik membrane yang kelak menjadi korion. Trofoblast
menghasilkan hormone human chorionok gonadotropik yang mempengaruhi korpus
luteum untuk tumbuh terus dan menghasilkan progesterone sampai plasenta cukup
membuat
progesterone sendiri. Hormon ini dapat ditemukan dalam air kencing wanita
hamil.
Pertumbuhan
embrio terjadi dalam embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga lapisan
yaitu sel ectoderm, mesoderm, dan endoderm: Sementara ruang amnion dan embrio menjadi padat dinamakan
body stalk
Tali
pusat sendiri berasal dari body stalk, terdapat pembuluh darah sehingga ada
yang dinamakan vascular stalk Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat
bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya
terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang melindungi 2 arteri umbilikus dan
1 vena umbikalis yang berada di tali pusat.
(5)
Masa
Embrionik (organogenesis)
Merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari
masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri
utama bentuk tubuh mulai jelas.
Pada kehamilan 8-10 minggu pembuluh darah janin mulai
terbentuk. Umumnya denyut jantung janin dapat direkam pada minggu ke 12. Pada
minggu ke 16 sistem musculoskeletal sudah matang dan mulai minggu ke 28 janin
bisa bernafas. Minggu ke 32 janin mulai dapat menyimpan zat besi, kalsium dan
fosfor, dimana pada minggu ke 38 badan janin akan mengisi seluruh rongga uterus
(Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(6)
Perkembangan Bentuk Janin
Periode
gestasi janin terdiri pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur-struktur
yang telah terbentuk pada masa mudigah,
(a)
Gestasi
12 Minggu
Pada akhir
minggu ke-12 kehamilan, saat uterus biasanya teraba tepat berada di atas
simpisis pubis, maka pajang ubun-ubun sampai bokong janin adalah 6-7 cm.
Pusat-pusat oksifasi telah tanpak pada sebagian besar tulang janin, dan jari
tangan dan kaki
telah
mulai berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah tumbuh dan disana-sini muncul bakal
rambut, genetalia eksternal telah mulai memperlihatkan tanda-tanda definitive
jenis kelamin pria atau wanita. Janin mulai melakukan gerakan spontan.
(b)
Gestasi
16 Minggu
Pada akhir
minggu ke-16, pajang ubun-ubun sampai bokong telah mencapai 12 cm dan beratnya
110 gram. Jenis kelamin dapat ditentukan dengan tepat.
(c)
Gestasi
24 Minggu
Pada akhir
menggu ke-24, janin memiliki berat sekitar 630 gram. Kulit memperlihatkkan
kriput dan khas dan mulai terjadi penimbulan lemak. Kepala masih relatif cukup
besar, bulu mata dan alis biasanya sudah cukup dikenali.
(d)
Gestasi
28 Minggu
Pada akhir
minggu ke-28, panjang ubun-ubun sampai bokong adalah 25 cm dan berat janin
sekitar 1100 gram. Kulit tipis, merah, dan ditutupi oleh verniks kaseosa.
(e)
Gestasi
32 Minggu
Pada akhir
minggu ke-32, janin memiliki panjang ubun-ubun sampai bokong sekitar 28 cm dan
berat sekitar 1800 gram. Permukaan kulit masih merah dan berkeriput.
(f)
Gestasi
36 Minggu
Pada akhir
minggu ke-36, rata-rat panjang ubun-ubun sampai bokong janin adalah 32 cm dan
berat badan sekitar 2500 gram. Karena pengendapan lemak subkutis, tubuh menjadi
lebih bulat dan gambaran keriput diwajah yang sebelumnya ada menjadi
menghilang.
(g)
Gestasi
40 Minggu
Aterm
dicapai pada minggu ke-40 dari awitan menstruasi terakhir. Pada waktu ini janin
sudah berkembang sempurna. Panjang ubun-ubun sampai bokong janin aterm adalah
sekitar 36 cm, dan berat sekitar 3400 gram.
(Williams,
2002).
d)
Perubahan
fisiologis dan psikologis pada ibu hamil
Perubahan
fisiologi dalam kehamilan
(1)Perubahan
pada organ reproduksi
(a)
Vagina dan Vulva
Vagina
dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).
Tanda ini disebut tanda chadwick, sebagai persiapan persalinan. (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(b)
Ovarium
Pada
permulaan kehamilan, masih terdapat corpus Luteum sampai terbentuknya plasenta
kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogendan progesteron yang lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh
plasenta. (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(c)
Uterus
Uterus
akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pada minggu-minggu pertama istmus uteri
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri, inilah yang membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak (tanda Hegar). (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(d)
Serviks
Serviks
uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Serviks
uteri mengandung lebih banyak jaringan ikat yang banyak mengandung kolagen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak. (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(e)
Mammae
Mammae
akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen dan
progesteron. Dibawah pengaruh hormon tersebut terbentuk lemak disekitar
alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar dan
lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Glandula montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan
areola mammae. (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(2)Perubahan pada system
lain
(a)
Sirkulasi
darah
Sirkulasi darah ibu
dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Volume darah ibu
dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia (hemodilusi). Volume darah akan bertambah banyak. (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(b)
System
respirasi
Seorang wanita hamil
tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang
membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(c)
Traktus
digestivus
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) akibat kadar
hormone estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan berada
lebih lama dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada didalam
usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula
obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang
dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah(emesis). Biasanya
terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai Morning
Sickness. (Hanifa Wiknjosastro, 2007)
(d)
Traktus
urinarius
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan lagi. (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(e)
Kulit
Hiperpigmentasi
pada kulit dipengarihi oleh Melanophore stimulating hormone (MSH) yang
meningkat. Hormone ini dikeluarkan oleh lobus anterior hipofifis.deposit pigmen
pada dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai kloasma gravidarum, areola mammae
pun menjadi lebih hitam. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak
warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan (striae livide). (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
Perubahan
Psikologis:
a.
Merasa senang menanti kelahiran bayinya
b.
Merasa kurang percaya diri dengan bentuk tubuh
c.
Gelisah menunggu proses persalinannya normal/tidak
bayinya cacat/mati
d.
Khawatir bisa menyusui/tidak
e.
Takut kehilangan perhatian
f.
Gelisah dan takut menjelanh kelahiran
g.
Gangguan Bounding Attachmant
e)
Tanda
dan gejala kehamilan (diagnosa kehamilan) (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(1)Tanda tidak pasti kehamilan
(a)
Amenorea,
gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid
(b)
terakhir
untuk menentukan tuanya kehamilan serta perkiraan persalinan.
(c)
Nausea
(enek) dan Emesis (muntah). Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
dan menghilang pada akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi pada
pagi hari disebut dengan “morning sickness”.
(d)
Ngidam,
Ibu hamil sering menginginkan makan makanan dan atau minuman tertentu,
terutama pada bulan-bulan pertama kehamilannya.
(e)
Mammae menjadi tegang dan membesar
(f)
Tanda hegar
(g)
Tanda chadwick
(h)
Tanda piscaseck, uterus membesar kesalah satu jurusan
hingga menonjol jelas kejurusan pembasaran tersebut
(i)
Tanda braxton hicks, bila uterus dirangsang maka akan
mudah berkontraksi
(j)
Adanya Human Chorionik Gonadotropin pada kehamilan muda
di tes melalui air kencing pertama pagi hari
(2)Tanda pasti kehamilan
(a)
Dapat
diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
(b)
Dapat
didengar denyut jantung janin
(c)
Dapat
dirasakan gerakan janin
(d)
Dengan
sinar rontgent tampak kerangka janin
(e)
Dengan
USG dapat diketahui adanya kantong janin.
f)
Diferensial Diagnosa (Hanifa
Wiknjosastro, 2007)
(1)
Pseudosiesis,
Terdapat amenorhee, perut membesar tetapi tanda-tanda kehamilan lain dan
reaksi kehamilan negatif. Hal
ini terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.
(2)
Kistoma
Ovarii, Mungkin ada amenorhee, perut penderita makin besar tetapi
uterusnya sebesar biasa.
(3)
Mioma
uteri, Dapat terjadi amenorhee, perut makin besar uterusnya makin besar,
kadang-kadang tidak merata, akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti Braxton
Hicks dan reaksi kehamilan negatif.
(4)
Menopause,
Terdapat amenorhee, umur wanita kira-kira di atas 43 tahun, uterus sendiri
sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
g)
Penatalaksanaan
Pelayanan Antenatal
Pengawasan
antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002).
Pelayanan
atau asuhan antanatal merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2002)
(1)
Tujuan
asuhan antenatal adalah:
(a)
Membantu
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
(b)
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
(c)
Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
(d)
Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
(e)
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
(f)
Mempersiapkan
peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal (Abdul Bari Saifudin, 2002).
(2)
Minimal dilakukan empat kali kunjungan selama periode
antenatal (Abdul
Bari Saifudin, 2002):
(a)
Satu kali kunjungan selama trimester pertama
(b)
Satu kali kunjungan selama trimester kedua
(c)
Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(3)
Pelayanan asuhan standar minimal ”8TSN”
(a)
Timbang BB dan ukur TB
(b)
Ukur Tekanan darah
(c)
Ukur tinggi fundus uteri
(d)
Tentukan presentasi janin dan DJJ
(e)
Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil
(f)
Tes lab
(g)
Temu wicara
(h)
Tatalaksana kasus
(i)
Screening status Imunisasi
(j)
Nilai status gizi
(4)
Pemberian tablet Zat Besi (Abdul Bari Saifudin, 2002)
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi
60 mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet zat besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan.
(5)
Imunisasi TT (Abdul Bari Saifudin, 2002)
Tabel
jadwal pemberian imunisasi TT
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Lama perlindungan
|
% perlindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 minggu setelah TT1
|
3 tahun*
|
80
|
TT3
|
6 bulan setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
TT4
|
1 tahun setelah TT3
|
10 tahun
|
99
|
TT5
|
1 tahun setelah TT4
|
25 tahun/seumur
Hidup
|
99
|
Keterangan : *artinya
apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan
akan terilndung dari TN (Tetanus Neonatorum).
Cara menentukan taksiran persalinan :
1.
Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele
, yaitu hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.
2.
Jika HPHT lupa, menggunakan patokan gerakan janin
primigravida dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu, multigravida pada
kehamilan 16 minggu. Dapat pula sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang
biasanya hilang pada kehamilan 12 – 14 minggu.
3.
Penentuan umur kehamilan
dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan
Obstetrik
Gambar: Palpasi abdomen
Gambar Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan
bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa
ketengah, tentukan tinggi fundus uteri
dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil : jika kepala
teraba benda bulat dan keras, jika Bokong teraba tidak bulat dan
lunak
Gambar:
Leopold II
untuk
menetukan bagian yang ada di samping
uterus, menetukan letak.
Cara : uterus
didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi tersebut
dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil :
punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada letak
lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar:
Leopold III
menentukan
bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari
disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba
bagian bawah tersebut.
Hasil :
teraba
kepala/bokong/bagian kecil janin.
Gambar: leopold IV
menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam
panggul.
Cara
menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung
perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson :
Bila
bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU
–11 ) x 155
Bila
bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU
– 12 ) x 155
Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald)
atau menggunakan jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Gambar Pemeriksaan
Fundus Uteri untuk Menentukan Usia Kehamilan
Tabel Menentukan umur kehamilan
dengan Mc.Donald
Umur kehamilan
|
TFU
|
Keterangan
|
8 mgg
|
Blm teraba
|
Sebesar telur bebek
|
12 mgg
|
3 jari atas simfisis
|
Sebesar telur angsa
|
16 mgg
|
½ pusat – simfisis
|
Sebesar kepala bayi
|
20 mgg
|
3 jari bawah pusat
|
-
|
24 mgg
|
Sepusat
|
-
|
28 mgg
|
3 jr ats pusat
|
-
|
32 mgg
|
½ pusat – Px
|
-
|
36 mgg
|
1 jr di bwh Px
|
Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
|
40 mgg
|
3 jr bwh Px
|
Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke rongga panggul.
|
Tabel Umur kehamilan dan Tinggi Fundus Uteri
Usia kehamilan
|
TFU(cm)
|
12 minggu
|
-
|
16 minggu
|
-
|
20 minggu
|
20 cm (±2cm)
|
22-27 minggu
|
UK dalam minggu=cm (±2cm)
|
28 minggu
|
28 cm (±2cm)
|
29-35 minggu
|
UK dalam minggu=cm (±2cm)
|
36 minggu
|
36 cm (±2cm)
|
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm
dikaitkan dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada
28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40
minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal
ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke
dalam rongga panggul. (Hanifa
Wiknjosastro, 2002).
Cara
menghitung denyut jantung janin :
Auskultasi :
Dengan stetoskop Laennec bunyi
jantung janin baru dapat didengar pada kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan dopler
dapat terdengar sejak usia kehamilan 12 minggu.
DJJ
= satu menit penuh.
Cara
menghitung Denyut Jantung Janin (Manuaba, 2006)
Dihitung pada ( 5 detik pertama + 5 detik ketiga + 5
detik kelima) X4
Jumlah denyut jantung normal antara 120 - 160 denyut permenit
Pemeriksaan
hemoglobin :
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada
trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu
terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr%, dan anemia
berat < 8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar
glukosa pada urine. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia
ditetapkan dengan kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb <
10,5 gr% pada trimester. Anjuran program nasional Indonesia adalah pemberian 60
mg/hari elemental besi dan 50 mg
asam folat untuk profilaksis anemia. Program Depkes memberikan 90 tablet besi
selama 3 bulan. (Pengurus IBI, 2006).
Pertambahan berat badan selama hamil :
(1) Pertambahan
berat total selama kehamilan pada primigravida sehat yang makan tanpa batasan
adalah sekitar 12,5 kg. Dengan
distribusi pertambahan berat badan sebagai berikut :
- Payudara :
0,5 kg
- Fat/lemak :
3,5 kg
- Plasenta :
0,6 kg
- Fetus :
3,4 kg
- Cairan ketuban (amniotic fluid) :
0,6 kg
- Pembesaran uterus :
0,9 kg
- Penambahan darah :
1,5 kg
- Cairan ekstraseluler :
1,5 kg
Total :
12,5 kg
(obstetri williams, 2005)
(2) Kenaikan
berat badan wanita hamil rata – rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. Bila berat
badan naik lebih dari semestinya anjurkan untuk mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat. Lemak jangan
dikurangi, terlebih – lebih sayur mayur dan buah-buahan. (Hanifa Wiknjosastro,
2005)
Asuhan Kebidanan (Helen Varney, 2007)
1.
Pengkajian
data
Pada
langkah ini dikomunikasikan semua informasi yang akurat dan semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus
yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau yang tidak
pada tahap selanjutnya, dalam pendekatan ini harus komperhensif meliputi data
subjektif, ojektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
klien yang sebenarnya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara :
-
Anamnesis dan observasi langsung: berbicara dengan ibu,
menyatakan pertanyaan – pertanyaan mengenai kondisi ibu dan mencatat
riwayatnya, mengamati prilaku ibu dan apakah ibu terlihat sehat atau sakit,
merasa aman atau nyeri.
-
Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi.
-
Pemeriksaan penunjang
: pemeriksaan laboraturium, USG, Rontgen, dan sebagainya
-
Catatan
medic
2.
Diagnosa
/ Masalah
Pada
langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan.
Data dasar
yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita dapat merumuskan
diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang di alami wanita
yang diindentifikasi oleh bidan sesuai hasil pengkajian.
Terdapat
10 diagnosa kehamilan, yaitu :
1.
Hamil/tidak
2.
Primi/multi
3.
Usia
kehamilan
4.
Tunggal/ganda
5.
Hidup/mati
6.
Intra/ekstra
uteri
7.
Letak
janin/presentasi janin
8.
K/u
ibu dan janin
9.
Kesan
panggul
10. Penyerta/penyulit
3.
Diagnosa
Potensial
Pada
langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa / masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan melakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosa / masalah potensial ini menjadi benar-benar
terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman
contoh : seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus
mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran perut yang berlebihan tersebut
misalnya polihidramnion, besar pada kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan
atau kehamilan kembar.
Kemudian
bidan harus melakukan perencanaan untuk antisipasinya dan bersiap-siap terhadap
kemungkinan terjadinya perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri
karena pembesaran uterus yang berlebihan. Pada bayi besar bidan sebaiknya juga
mengantisipasi kemungkinan terjadinya distosia dan juga kebutuhan resusitasi.
Persiapan
yang sederhana adalah dengan anamnese dan mengkaji riwayat kehamilan pada
setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboraturium terhadap simptomatik terhadap
bakteri dan segera memberi pengobatan jika terjadi infeksi saluran kencing.
Pada
langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak
hanya merumuskan masalah potensial tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi
agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
4.
Tindakan
Segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota TIM kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
pasien.
Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses
menejemen kebidanan. Jadi menejemen kebidanan bukan hanya selama asuhan primer
perodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus menerus misal pada masa persalinan.
Pada langkah ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
menejemen asuhan klien.
Dalam melakukan tindakan harus segera sesuai dengan
prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi masalah atau diagnosa
potensial pada langkah sebelumnya bidan juga harus mampu merumuskan tindakan
segera yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini
termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau
bersifat rujukan.
5.
Menyusun
Rencana Tindakan
Pada
langkah ini dilakukan rencana asuhan
yang menyeluruh ditentukan oleh langkah- langkah sebelumnya langkah ini
merupakan kelanjutan dari menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
6.
Pelaksanaan
Rencana Tindakan
Pada
langkah ini, rencana-rencana tindakan yang telah disusun kemudian dilaksanakan.
Pelaksanaan rencana tersebut secara tepat waktu dan aman. Hal ini akan
menghindarkan terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu dapat menerima
asuhan yang mereka butuhkan.
7.
Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievaluasi
untuk menilai keefektivitasnya. Apakah rencana tindakan yang disusun telah dilaksanakan berhasil dan membawa
perubahan pada ibu. Evaluasi dapat dilaksanakan pada akkhir pemeriksaan atau
pada awal pemerikasaan yang mana sebelumnya telah diberikan asuhan untuk
mengkaji apakah asuhan yang diberikan sebelumyna berhasil atau tidak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “H”
DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
Hari/
tanggal : Selasa 7
Februari 2012
Waktu : Pukul 11.15
wita
Tempat : Puskesmas
Karang Taliwang
A.
LANGKAH I : PENGKAJIAN
DATA
SUBYEKTIF
1.
Identitas
/ Biodata
Istri Suami
Nama
klien : Ny
“H”
Nama Suami : Tn “P”
Umur : 25 thn Umur : 29 thn
Suku/Bangsa : Sasak Suku : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak
Bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kebon Duren
Alamat : Kebon Duren
2.
Keluhan utama : Ibu hamil 3 bulan datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kahamilannya.
3.
Riwayat Menstruasi
a.
Menarche :
13 tahun
b.
Siklus :
28 hari, teratur.
c.
Lama : 6-7 hari
d.
Flour albus :
Tidak ada
e.
Dismenorea :
Tidak ada
f.
Keluhan :
Tidak ada
4.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil
ke
|
UK
|
Tempat
persalinan
|
Penolong
persalinan
|
Jenis
persalinan
|
Riwayat
penyulit
|
BBL
|
JK
|
Umur
|
Ket
|
||
H
|
P
|
N
|
|||||||||
ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
Riwayat
kehamilan sekarang
a.
Hamil ke : I
b.
Umur kehamilan : 3 bulan
c.
HPHT : 16-11-2011
d.
ANC : Belum pernah
e.
Imunisasi TT : -
f.
Obat yang dikonsumsi : Tidak ada
g.
Gerakan janin : Belum ada
h.
Keluhan umum : Tidak ada
i.
Tanda-tanda bahaya/ penyulit : Tidak ada
j.
Kekhawatiran khusus : Tidak
ada
6.
Riwayat kesehatan/ penyakit yang pernah diderita dahulu
dan sekarang
a.
Masalah
kardiovaskular : Tidak pernah
b.
Hipertensi : Tidak pernah
c.
Diabetes : Tidak pernah
d.
Malaria : Tidak pernah
e.
Penyakit kelamin HIV/AIDS :
Belum dilakukan tes Lab.
f.
Hepatitis :
Belum dilakukan tes Lab.
g.
Campak : Tidak pernah
h.
Tuberkulosis : Tidak pernah
i.
Anemia
berat : Tidak
pernah
j.
Penyakit
ginjal : Tidak
pernah
k.
Gangguan
mental : Tidak pernah
l.
Penyakit
asthma : Tidak pernah
m.
Riwayat
kembar : tidak pernah
7.
Riwayat
Biopsikososial Ekonomi
a.
Status perkawinan : Nikah 1 kali sah,
lamanya 1 thn
b.
Respon ibu dan keluarga : Ibu dan
keluarga bahagia dengan kehamilannya ini.
c.
Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung dengan membantu ibu mengerjakan pekerjaan
rumah tangga
d.
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
e.
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk persalinan :
Puskesmas ditolong oleh bidan.
f.
Rencana
KB : Belum direncanakan
g.
Pola hidup sehat : Ibu
mengatakan tidak merokok, suami juga tidak perokok, ibu tidak pernah minum-minuman keras,
dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
h.
Beban kerja/ aktifitas sehari-hari : Ibu mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga
Makan
|
Sebelum hamil
|
Sesudah hamil
|
Porsi
|
1 piring
|
½- 1
piring
|
Komposisi
|
Nasi, lauk-pauk, sayur, buah jika ada
|
Nasi, lauk-pauk, sayur, buah jika ada
|
Frekuensi
|
2-3 kali sehari
|
3-4 kali sehari
|
Penyulit
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Minum
|
Sebelum
hamil
|
Sesudah
hamil
|
Porsi
|
1 gelas
|
1 gelas
|
Komposisi
|
Air putih
|
Air putih
|
Frekuensi
|
5-6 kali
sehari
|
6-7 kali
sehari
|
Minuman
pantangan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
j.
Eliminasi
BAB
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Frekuensi
|
1 kali
sehari
|
1 kali
sehari
|
Konsistensi
|
Padat-lunak
|
Padat-
lunak
|
Warna
|
Kuning
|
Coklat
|
Keluhan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
BAK
|
Sebelum
hamil
|
Sesudah
hamil
|
Frekuensi
|
4-5 kali
sehari
|
5-6 kali
sehari
|
Warna
|
Kuning,
jernih
|
Kuning,
jernih
|
Keluhan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
k.
Personal Hygine
keterangan
|
Sebelum
hamil
|
Sesudah
hamil
|
Mandi
|
2 kali
sehari
|
2 kali
sehari
|
Gosok gigi
|
2 kali
sehari
|
2 kali
sehari
|
Cuci
rambut
|
2 kali
seminggu
|
2 kali
seminggu
|
l.
Istirahat dan Tidur
keterangan
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Siang
|
± 2 jam
|
± 2 jam
|
Malam
|
± 7-8 jam
|
± 7-8 jam
|
Kesulitan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
( O ) OBJEKTIF
(1)
Pemeriksaan Umum
1.
Keadaan
umum : Baik
2.
Kesadaran : Composmentis
3.
Emosi : Stabil
4.
TB : 155 cm
5.
BB :
37 kg
6.
BB sebelum hamil :
36 kg
7.
LILA : 25 cm.
8.
Tanda-tanda
vital
ü Tekanan darah :110/70 mmHg
ü Nadi : 80 x/mnt
ü Suhu (axila) : 36,5˚ C
ü Respirasi : 22x/mnt
(2)
Pemeriksaan
fisik
1.
Kepala
dan leher
a.
Kepala
dan rambut
Bersih,
warna hitam, tidak ada lesi, distribusi merata, tidak ada benjolan dan tidak
ada nyeri tekan.
b.
Muka
Simetris,
tidak pucat, tidak ada odema,tidak terdapat chloasma gravidarum.
c.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus.
d.
Mulut dan gigi
Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis,
mulut bersih, gigi tidak ada caries, tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
e.
leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid,t idak ada bendungan vena jugolaris.
2.
Payudara
Inspeksi : Simetris, hiperpigmentasi pada areola,
tidak ada hypervaskularisasi, puting susu menonjol, tidak ada luka/ lesi, tidak
ada retraksi atau dimpling, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
benjolan/ masa, tidak ada nyeri tekan.
(3)
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, terlihat
linea Alba
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari
atas symfisis
(4)
Extremitas
-
Atas
Pucat pada kuku jari :
Tidak ada
Oedema : Tidak ada
-
Bawah
Pucat pada kuku jari :
Tidak ada
Varises :
Tidak ada
Oedema :
Tidak ada
Reflek patela :
+/+
(5)
Pemeriksaan
Penunjang tgl 07-02-2012
PP test : (+)
HB :
11,2 gr %
Prot : (-)
Red : (-)
GD : O
LANGKAH II : IDENTIFIKASI MASALAH
A.
Diagnosa : G1P0A0H0, hamil 12 minggu keadaan umum ibu baik.
Dasar
ü subyektif
-
Ibu
mengatakan ini hamil pertama
.
-
Ibu
mengatakan tidak pernah keguguran.
-
Ibu mengatakan hamil 3 bulan
ü Objektif
-
K/u ibu baik, Tekanan darah :110/70 mmHg, Nadi : 80 x/mnt, Suhu : 36,5˚ C, Respirasi: 22 x/mnt
-
TFU : 3 jari atas
symfisis
-
Pemeriksaan penunjang
PP test : (+)
HB : 11,2 gr %
Prot :
(-)
Red : (-)
GD : O
LANGKAH III : IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
LANGKAH IV : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
TINDAKAN SEGERA
Mandiri : tidak ada
Kolaborasi : tidak ada
Rujukan : tidak ada
LANGKAH V :
RENCANA ASUHAN MENYELURUH
1.
Beri tahu ibu hasil pemeriksaan
2.
Beri tahu ibu tentang nutrisi pada ibu hamil
3.
Beri tahu ibu tentang Personal hygiene
4.
Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan
Trimester I
5.
Berikan
ibu imunisasi TT1
6.
Jadwalkan kunjungan ulang
LANGKAH VI :
PELAKSANAAN
Tanggal : 7 Februari 2012
Waktu : 11.15
wita
1.
Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dan kehamilannya baik, TD: 110/ 70 mmHg, TFU 3 jari atas symfisis.
2.
Menjelaskan pada
ibu tentang kebutuhan gizi seimbang pada ibu hamil seperti ikan
laut, sayur, buah, kacang-kacangan, susu jika ada dll. serta menganjurkan ibu untuk menambah porsi maupun
frekuensi makan agar kebutuhan nutrisi ibu dan bayi terpenuhi
3.
Menjelaskan pada ibu tentang perrsonal hygiene yaitu
menjaga kebersihan vagina agar tetap bersih dan tidak mudah terkena penyakit
kelamin.
4.
menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya pada
kehamilan
Trimester I yaitu perdarahan, mules, sakit kepala
yang hebat, muntah terus
menerus dan berlebihan.
5.
Memberikan
ibu Imunisasi TT1 untuk mencegah penyakit tetanus.
6.
menjadwalkan kunjungan ulang 1 bulan berikutnya pada
tanggal 7 maret 2012.
LANGKAH VII : EVALUASI
tanggal :
7 Februari 2012
waktu :
11.15 wita
1.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2.
Ibu mengatakan telah mengerti tentang pentingnya gizi
seimbang pada ibu hamil
3.
Ibu mengatakan
telah mengerti tentang menjaga kebersihan personal hygiennya
4.
Ibu mengatakan telah mengerti tentang bahaya pada kehamilan
Trimester
I
5.
Ibu
telah menerima Imunisasi TT1
6.
ibu mengetahui jadwal kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “H”
G1P0A0H0 UK 12 minggu dengan kehamilan normal dan membandingkan antara teori
dan kasus yang ada dilapangan pada pengkajian tidak didapatkan beberapa keluhan
utama yang dialami Ny “H”. Pada interpretasi data antara teori dan kasus tidak
terdapat kesenjangan dan sesuai dengan managemen. Pada intervensi data juga
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena petugas sudah
memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
Pada implementasi antara teori dan kasus yang
ada, tidak terdapat kesenjangan karena semua yang diintervensikan dilaksanakan
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan klien berdasarkan intervensi dan rasional
yang telah dibuat karena klien kooperatif.
Pada evaluasi antara teori dan kasus yang ada
tidak terdapat kesenjangan yaitu dalam evaluasi ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a.
Dari
hasil pengkajian data dan interpretasi data kasus Ny “H” dengan kehamilan
normal Trimester I tidak ditemukan adanya masalah.
b.
Rencana
dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil Ny “H” dengan
kehamilan normal trimester I yaitu memberikan konseling tentang nutrisi dan
tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester I.
c.
Hasil
evaluasi tindakan terhadap Ny “H” adalah seluruh diagnose, kebutuhan dan
rencana asuhan yang ada telah tercapai dan hampir seluruhnya dapat dipenuhi
dengan baik.
4.2 Saran
a.
untuk petugas kesehatan
saya
berharap kepada para tenaga medis untuk lebih memperhatikan pelaksanaan ANC dan
dapat bekerja sesuai dengan protap yang ada sehingga hasil dari pelayanan yang
diberikan akan lebih baik.
b.
untuk masyarakat
saya
berharap masyarakat lebih menegrti tentang melakukan ANC selama kehamilan untuk
deteksi dini komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. Gari. 2005. William Obstetrik.
Jakarta: EGC.
Depkes RI,: 2008
Manuaba, Gede Bagus Ida, Dr., Prof., 2003. Kepaniteraan
Klinik Obstetri dan Ginekologi. IGC: Jakarta.
Obstetri dan ginekologi, FK Padjajaran Bandung,1990
Poedji, H.2005.Standar Asuhan Pelayanan Kebidanan.YPBSP:Jakarta
Prawiharjo, sarwono. 2009.Ilmu Kebidanan.PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo:Jakarta
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri.EGC:Jakarta
Saifuddin, Abdullah. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Perawatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo.
Varney Helen,dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. IGC:
Jakarta.
Wiknjosastro H.2007.Ilmu Kebidanan.YBPSP:Jakarta.
|
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Tujuan............................................................................................ 1
1.3
Manfaat.......................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Masa Nifas................................................................... 3
2.2
Konsep Manajemen Kebidanan.................................................... 15
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian Data............................................................................ 19
3.2
Interprestasi Data Dasar................................................................ 25
3.3
Identifikasi maslah/diagnosa Potensial......................................... 25
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera...................................................... 25
3.5
Rencana Asuhan Menyeluruh....................................................... 26
3.6
Pelaksanaan Asuhan ..................................................................... 26
3.7
Evaluasi......................................................................................... 27
BAB IV
PEMBAHASAN ............................................................................. 28
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................ 29
4.2 Saran.......................................................................................... 29
DAFTAR
PUSTAKA
|